Melonjak Tinggi Sejak Januari, Kasus Covid-19 di Indonesia Dikhawatirkan Para Ahli, Bukan Karena Varian Baru, Rupanya Ini Penyebabnya, 'Akan Jadi Sangat Buruk'

Maymunah Nasution

Penulis

Varian baru COVID-19 lebih menular dari sebelumnya, ini penjelasannya mengenai varian Delta.

Intisari-online.com - Petugas medis di Indonesia menyalahkan merebaknya varian Delta yang awalnya ada di India sebagai penyebab ledakan Covid-19 di Indonesia.

Dalam beberapa minggu ini, pertambahan jumlah kasus harian meningkat lebih dari tiga kali lipat.

Namun para epidemiolog mengatakan penyebab sebenarnya bukanlah varian Delta, dikutip dari Al Jazeera.

"Penyebaran varian virus ini sangatlah cepat," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mengakui hal itu selama seminar online hari Minggu, menambahkan varian masuk ke Indonesia melalui pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

Baca Juga: Lonceng Bahaya Berdering Bagi yang Belum Divaksin Covid-19, Ahli Sebut Varian Delta Masuk Periode Paling Mematikan

"Karena banyak pelabuhan di Indonesia membawa banyak barang dan banyak yang datang dari India, mereka masuk dari sana," ujarnya.

Namun, pakar menyebutkan bukan varian Delta masalah utamanya.

Mereka mengatakan ledakan ini berasal dari mudik lebaran.

Pemerintah sudah melarang mudik lebaran 2021 ini tapi banyak warga mengabaikan larangan tersebut guna mengunjungi kampung halaman mereka.

Baca Juga: Padahal 62 Warga Kudus Sudah Dikonfirmasi Terpapar Corona Varian Delta, Mengapa Pemkab Kudus Belum Mengetahui Identitas Mereka?

Selain itu ditambah juga dengan ketiadaan kebijakan kesehatan yang kohesif ditambah dengan pesan membingungkan pemerintah, serta tes Covid-19 ke warga yang justru dimanfaatkan pihak swasta serta pelacakan yang tidak efektif.

Sementara mudik di larang di bandara lokal dan terminal feri dari 22 April sampai 24 Mei, pemerintah memperkirakan antara 5 sampai 6 juta penduduk masih berpindah antar kota-kota Indonesia di pulau Jawa dan Sumatra di waktu liburan tersebut.

"Semua varian Covid memang mengkhawatirkan tapi varian Delta belum terbukti lebih mematikan, ujar profesor Universitas Udayana Gusti Ngurah Mahardika.

Ia merupakan virolog paling senior di Bali.

Baca Juga: Menggila di India dan Sudah Masuk 80 Negara Termasuk Indonesia, Ternyata Virus Corona Varian Delta Menyerang Orang-orang dengan Status Ini, Hati-hati!

"Ibaratnya varian itu hanya mendapat medali perak; pemenang di Indonesia masih varian Alpha. Aku yakin varian Delta digunakan sebagai kambing hitam karena ketidakmampuan pemerintah mengontrol pandemi," ujarnya dilansir dari Al Jazeera.

Fokus di ekonomi

Otoritas kesehatan Kamis lalu melaporkan 12.624 kasus baru, pertambahan harian tertinggi sejak Februari.

Penambahan kasus ini membawa total kasus Indonesia ke hampir 2 juta pasien.

Baca Juga: ‘Lockdown’ dan Percepat Vaksinasi, Pertimbangan Usulan untuk Pemerintah atas Meningkatnya Kasus Covid-19 di Indonesia, Apalagi Muncul Varian Baru Virus Corona

Mahardika mengatakan hampir tidak mungkin untuk menentukan alasan ledakan kasus karena tingkat infeksi "sangatlah tidak terlacak" sampai data kesehatan "tidak bisa dirujuk" di Indonesia.

Namun ia merujuk ke sejumlah kemungkinan kasus.

"Orang-orang mudik selama Ramadan menjadi penyebab, tidak diragukan lagi," ujarnya.

"Namun kita adalah negara yang tidak teratur, sebagian besar fokus lari ke ekonomi dan orang-orang merasakan kelelahan dan kejenuhan Covid. Di ibukota Denpasar tempatku tinggal, kafe dan restoran penuh setiap sore."

Baca Juga: Tak Kuasa Terus Merahasiakan, Bos Vaksin Ungkap Periode Kritis Seseorang Usai Diberi Vaksin Covid-19, Sampai Sarankan Suntikan Tambahan Ini untuk Mengatasinya

Ahmad Utomo, konsultan biologis molekuler di Jakarta yang terkhusus di diagnosa infeksi paru-paru sepakat jika varian Delta menjadi kambing hitam penanganan pandemi ini.

"Saya setuju dengan itu. Apapun variannya, virus butuh aktivitas manusia untuk replikasi," ujarnya.

"Indonesia melakukan pekerjaan bagus dalam pelacakan genome, yang menyebabkan mereka tahu bagaimana varian Delta di sini.

"Namun varian Delta seperti mobil sport. Bisa berpindah sangat cepat. Namun bahkan mobil sport hanya bisa cepat secepat jalan yang diberikan dan Anda harus mengatasi mobilitas manusia untuk memperlambatnya."

Baca Juga: Virus Corona Varian Delta Ngamuk di Indonesia, Rupanya Virus Corona Ganas dari India Ini Bisa Diatasi Dengan Suntikan Dua Vaksin Ini

Utomo mengatakan terlalu banyak warga yang tidak patuh dengan protokol kesehatan dan larangan bepergian dan pemerintah memperburuknya dengan gagal berinvestasi di pengetesan dan pelacakan.

"Ketika orang-orang ingin pergi dengan feri atau pesawat di Indonesia, mereka harus membayar untuk tesnya, sehingga ada industri besar yang mengisi permintaan itu," ujarnya.

"Namun di pelacakan tidak menghasilkan uang sehingga akhirnya prosedur itu diabaikan."

'Akan menjadi sangat buruk'

Baca Juga: Jadi Penyebab India Alami Tsunami Covid-19, Virus Corona Varian Delta Sudah Masuk ke Indonesia, Ganjar Sampai Dapat Surat dari India, Begini Isinya...

Dr. Dicky Budiman, epidemiolog yang membantu merumuskan penanganan pandemi Kementerian Kesehatan Indonesia selama 2- tahun, mengatakan meskipun varian Delta lebih menular daripada varian Alpha, varian Alpha masih yang menyebabkan ledakan wabah di Indonesia.

"Saat ini penyebaran varian Delta sangatlah kecil, sementara varian Alpha disebarkan oleh anggota masyarakat yang tidak patuh dengan larangan mudik," ujarnya dikutip Al Jazeera.

"Aku setuju jika varian Delta dipakai sebagai kambing hitam. Kita sudah mengalami pandemi lebih dari setahun, tapi pemerintah telah membuktikan ketidakmampuan mereka mengontrol Covid-19."

Kemudian Budiman mengingatkan hanya masalah waktu sebelum varian Delta benar-benar menyerang.

Baca Juga: Hanya AstraZeneca dan Pfizer yang Sanggup Atasi Virus Covid-19 Varian Delta, Bisakah Kita Mengganti Jenis Vaksin Kedua Jika Sudah Terlanjur Diberi Vaksin Pertama?

Ia takut Indonesia segera menghadapi wabah yang mirip dengan yang terjadi di India.

"Varian Delta akan memimpin infeksi bulan depan," ujarnya.

"Aku memprediksi di Juli akan ada ledakan kasus besar di masyarakat dan peningkatan jumlah kematian di Jawa karena 40% populasi Indonesia tinggal di pulau ini dan kepadatan penduduknya menempatkan mereka di situasi berbahaya.

"Jika Anda bertanya kepada saya bagaimana buruknya keadaan, ini akan sangat buruk dengan mortalitas lebih tinggi karena sudah jelas dari India: varian Delta berdampak lebih keras di negara-negara yang tidak menerapkan pembatasan sosial yang cukup, tidak mengetatkan pengenaan masker, pengetesan dan pelacakan serta vaksinasi."

Baca Juga: Lebih Menular dan Mengkhawatirkan, Ini Daftar Sebaran Kasus Corona Varian Delta di Indonesia, Daerah Mana yang Paling Banyak?

'Belum terlambat'

Negara maju berhasil menekan pandemi dengan program vaksinasi massal yang didukung oleh tes dan pelacakan yang efektif.

Indonesia yang memulai kampanye vaksinasi Januari sampai sekarang baru berhasil memvaksinasi 4.3% dari seluruh populasi.

Para pakar tersebut menyarankan satu-satunya penanganan agar tidak memburuk adalah dengan lockdown atau mikro-lockdown yang terbukti efektif, seperti menurut Budiman.

Baca Juga: Bikin Iri Seisi Bumi, Dulu Situasinya Memprihatinkan Dihajar Covid-19, Kini di Wuhan Orang-orang Sudah Bebas Berkerumun, Tak Disangka Begini Situasi Wuhan Sekarang

Utomo juga menyarankan hal yang sama.

"Solusinya sederhana: terapkan protokol kesehatan dengan benar, tes, lacak dan vaksinasi. Mereka harus konsisten dalam strategi mereka."

Artikel Terkait