Kisah Spionase Mossad, Libatkan 20 Agen Non-Israel Mencuri Dokumen Nuklir Iran dan Sukses Tembus Gudang

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Spionase Mossad Israel

Intisari-Online.com - Israel mengklaim berhasil mencuri puluhan ribu dokumen nuklir Iran lewat operasi intelijen yang dilakukan oleh agen spionase Mossad.

Operasi intelijen ini dijalankan oleh 20 agen Mossad pada 2018 silam.

Arsip-arsip rahasia nuklir Iran ini akhirnya dibawa ke keluar Iran menuju ke Israel.

Operasi intelijen yang dilakukan oleh Mossad ini disampaikan langsung oleh mantan mantan kepala badan intelijen Israel Mossad, Yossi Cohen.

Baca Juga: Praktik Spionase 'Gila' Uni Soviet, Para Ilmuwannya Harus Lakukan Hal Menjijikkan Ini untuk Mengetahui Psikologi Mao Zedong

Dia mengatakannya dalam wawancana dengan jurnalis Ilan Dayan dalam program dokumenter Uvda dari Channel 12 seperti yang dikutip dariKompas.com, Sabtu (12/6/2021).

Operasi ini butuh waktu sekitar 2 tahun dengan melibatkan 20 orang agen Mossad di lapangan.

Semua agen spionase Mossad yang dilibatkan dalam operasi intelijen ini bukan warga negara Israel.

Para agen masuk ke gudang dan harus memecahkan lebih dari 30 brankas dan Cohen mengawasi operasi itu melalui markas di Tel Aviv.

Baca Juga: Unit 29155 'Pasukan Spionase Khusus,' Unit militer Rusia dengan Misi Menakutkan Berikut Ini

“Saat gambar harta karun itu muncul di layar, ada kegembiraan yang luar biasa bagi kami semua," kata Cohen seperti dikutip oleh The Times of Israel.

Dia menambahkan, semua agen selamat setelah melakukan aksinya dan kondisi mereka baik-baik saja meski sebagian dari mereka harus dikeluarkan dari Iran.

Sebelum Cohen mengungkapkan operasi tersebut, Israel sebenarnya sudah berbicara secara terbuka tentang mencuri puluhan ribu dokumen dari Iran.

Di awal wawancara, Cohen berbicara tentang fasilitas nuklir Iran di Natanz.

Baca Juga: Agen Ganda Mata Hari Mungkin Dihukum Mati Sebagai Wanita Tidak Bersalah

Iran mengatakan bahwa aksi sabotase menyebabkan kebakaran di fasilitas nuklirnya pada Juli 2020.

Sehari setelah mengungkapkan peralatan barunya pada April, para pejabat Iran kembali mengatakan pihaknya telah disabotase dan mengalami kerusakan besar.

Iran menuduh Israel melakukan terorisme nuklir atas insiden tersebut.

Cohen mengatakan kepada Dayan bahwa dia mengetahui situs Natanz dengan baik, dan bahwa dia bisa membawanya ke ruang bawah tanah di mana alat pengaya uranium bekerja.

Baca Juga: Mossad, Agen Spionase Israel Kerap Gegerkan Dunia dan Bisa Melenyapkan Musuhya Tanpa Bekas

Dan dia juga berbicara tentang Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir terkemuka Iran dibunuh ketika sedang melakukan perjalanan pada November 2020.

Iran secara terbuka menuduh Israel sebagai dalang di balik pembunuhan Fakhrizadeh.

Namun, Cohen tidak mengonfirmasi atau menyangkal keterlibatan Israel dalam kematian Fakhrizadeh.

Kendati demikian, dia mengaku bahwa Fakhrizadeh adalah target Israel selama bertahun-tahun lamanya.

Selain itu, pengetahuan yang dimiliki Fakhrizadeh sangat menjadi perhatian Mossad.

Baca Juga: 5 Teknologi Spionase China yang Bikin AS Murka karena Hasil 'Jiplak,' Amerika dan Rusia Seperti Menghadap Cermin Dibuatnya Melihat Senjata Sendiri

"Jika pria itu memiliki kemampuan yang membahayakan warga Israel, dia tidak boleh hidup," kata Cohen.

Tetapi, dia menambahkan bahwa seseorang dapat diselamatkan jika dia siap untuk berganti profesi dan tidak merugikan Israel.

Melansir BBC, Jumat (11/6/2021), Cohen pensiun sebagai kepala Mossad pekan lalu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjuk Cohen sebagai kepala Mossad pada akhir 2015.

Dia mulai bergabung dengan badan intelijen tersebut pada 1982 setelah lulus dari sebuah universitas di London, Inggris.

Dalam wawancaranya itu, Cohen mengaku bahwa dia memiliki ratusan paspor sepanjang kariernya di Mossad.

Baca Juga: Strategi Ranjangnya Berhasil Bikin Ruangan Kedubes AS yang Paling Dirahasiakan Bobol Tanpa Perlawanan, Inilah Violetta Seina, Mata-mata yang Bikin Paman Sam Trauma dengan para 'Gadis Merah'

(*)

Artikel Terkait