Intisari-Online.com - Tanggal 19 Februari 1942 tepat sebelum jam 10 pagi, gelombang pertama 240 pesawat Jepang mulai mengebom dan menembaki Darwin, Australia.
12 jam kemudian, konvoi 13 kapal musuh yang membawa 6000 tentara mendekati pulau Timor.
Alih-alih menjadi serangan terhadap Australia dan awal invasi, pengeboman Darwin adalah bagian dari rencana tersinkronisasi yang secara khusus ditujukan untuk melumpuhkan kekuatan laut dan udara Sekutu yang berbasis di Darwin menjelang invasi Jepang ke Timor (Timor Leste), seperti melansir The Australian (17 Februari 2012).
Komando tinggi Jepang percaya pasukan ini dapat digunakan dalam serangan balik terhadap pasukan mereka di Timor, 700km barat laut Darwin.
Itulah sebabnya mereka melancarkan serangan dalam skala besar.
Orang Jepang tahu bahwa kapal perusak, USS Peary, berlabuh di Darwin.
Mereka secara keliru percaya bahwa sejumlah besar pesawat pembom B-17 dan B-24 dari Angkatan Udara AS juga ditempatkan di sana.
Pesawat-pesawat Jepang menenggelamkan Peary bersama tujuh kapal angkatan laut dan kapal dagang lainnya, tetapi mereka gagal menemukan pesawat pembom.