Find Us On Social Media :

Selama Ini Dizalimi Korea Utara, Mendadak Militer Korea Selatan Bangun Rudal yang Mampu Menyerang China, Rusia, hingga Balik Hantam Korea Utara

By Mentari DP, Minggu, 13 Juni 2021 | 06:30 WIB

Korea Selatan membangun rudal baru.

Intisari-Online.com - Dilaporkan Korea Selatan membangun rudal baru.

Korea Selatan adalah sekutu lama Amerika Serikat (AS).

Hanya saja, selama beberapa dekade terakhir AS telah membatasi dengan ketat seberapa jauh dan seberapa kuat rudal balistik Korea Selatan.

Baca Juga: Erica Jenkins, Adik Perempuan Nikko Jenkins, Juga Menjalani Hukuman Seumur Hidup Lebih dari 100 Tahun

Sehingga banyak yang menyebut Korea Selatan sebagai boneka AS di Asia.

Namun kini pembatasan tersebut baru-baru ini dicabut.

Dan hal itu meningkatkan kekhawatiran tentang konsekuensi dari keputusan besar itu.

Dilansir dari sputniknews.com pada Sabtu (12/6/2021), penghapusan pembatasan jangkauan rudal AS memungkinkan Korea Selatan untuk mengembangkan teknologi militer baru.

Di mana mereka mampu meningkatkan penangkal militer regionalnya sendiri.

Tapi jika Korea Selatan benar-benar melakukannya, maka itu dapat meningkatkan ketegangan dengan negara-negara tetangga.

Baca Juga: Sama-sama Keras Kepala, Bentrokan China-India Makin Berbahaya dan Berpotensi Menjadi Perang Dunia 3, Hal Ini yang Jadi Pemicunya

Ini karena negara Asia Timur itu mendapatkan kembali otonomi penuh senjata non-nuklir setelah bertahun-tahun mengadvokasi. 

Akhir bulan lalu, pemerintahan Joe Biden mencabut pembatasan terakhir pada program rudal Seoul, menghapus batas 800 kilometer pada jangkauan rudal balistik negara itu.

Dan, menurut para ahli, ini adalah perubahan kebijakan yang signifikan.

Karena rudal Korea Selatan sekarang secara teoritis dapat terbang cukup jauh untuk menghantam Beijing, Moskow, dan tempat lain.

Bahkan Korea Selatan juga bisa mengancam Korea Utara. Serta terlibat dalam konflik Taiwan dan Laut China Selatan.

"Korea Selatan sudah dapat secara langsung melawan ancaman rudal Korea Utara," kata Oh Miyeon, direktur di Dewan Atlantik, sebuah think tank di Washington.

"Pencabutan pedoman rudal memiliki implikasi keamanan regional, yang melampaui Semenanjung Korea."

Sebenarnya ini adalah taktik AS untuk melawan dua musuhnya Korea Utara dan China.

Sebab, pakar tersebut mencatat Korea Utara telah membangun persenjataan nuklirnya.

Sementara kekuatan militer China telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Hidup di Negara Berkonflik, Siapa Sangka Inilah Sosok Orang Terkaya di Palestina, Segini Jumlah Kekayaannya dan Begini Caranya Mendapatkan Uang

Selama sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat hari Kamis, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa kelanjutan pengembangan kemampuan nuklir dan rudal balistik Korea Utara menimbulkan ancaman yang meningkat bagi Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan itu.

Sehingga hal ini menjadi titik perhatian serius.

"Pyongyang terus mengembangkan program nuklir dan rudal balistiknya."

"Ini menimbulkan ancaman yang meningkat bagi sekutu dan mitra regional dan dengan ambisi untuk dapat menyerang tanah air AS," kata Austin.

Sementara Korea Utara baru-baru ini menyatakan keprihatinan bahwa penghapusan pedoman rudal yang diberlakukan AS di Korea Selatan.

Menurut mereka hal itu disengaja dan meningkatkan perlombaan senjata dan ketegangan di wilayah tersebut.

Tapi sekali lagi Korea Utara tidak akan menyerang Korea Selatan.

"Target DPRK bukanlah tentara ROK tetapi AS," tegas Kim Myong Chol.

Baca Juga: Sebelum Keluarkan Darah dari Hidung dan Mulut hingga Dinyatakan Meninggal Dalam Penerbangan Pesawat, Wakil Bupati Sangihe Tolak Izin Tambang Emas