Kemudian, dua geranat itu berjenis granat GSP 40 mm atau dikenal dengan granat lontar/granat manggis.
Lalu, ada juga amunisi berupa 303 butir 6,62 mm, satu butir 5,56 mm, dan 51 butir 9 mm.
Senjata granat dan amunisi tersebut merupakan peninggalan para orang tua dan juga senjata api eks milisi Timor Timur tahun 1999 silam.
Menurut Andang, alasan warga menyerahkan senjata itu karena adanya kedekatan dengan personel TNI dan masyarakat.
"Mereka warga awalnya takut dan tidak tahu harus diserahkan ke siapa, tapi karena selama ini sudah memiliki hubungan dengan satgas Pamtas, akhirnya masyarakat serahkan senjata dan granat itu," katanya.
Menurut Andang, biasanya TNI membantu kegiatan warga bersih-bersih dan membersihkan gereja.