"Dan ketika itu datang kepada kami, mereka semua jahat, dan mereka semua menolak untuk memberikan hak dan tanah mereka kepada orang-orang Palestina," ujarnya.
Bassem Al-Salhi, perwakilan dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan bahwa Bennet tidak kalah ekstrem dari Netanyahu.
"Dia akan memastikan untuk mengungkapkan betapa ekstremnya dia di pemerintahan," kata Bassem Al-Salhi.
Bennet, melansir dari Al Jazeera, merupakan pendukung kuat pencaplokan wilayah Tepi Barat yang direbut dan diduduki Israel dalam Perang Enam Hari 1967.
Belakangan, Bennett sepertinya mengusulkan kelanjutan status quo, dengan beberapa kelonggaran kondisi bagi warga Palestina.
Kelompok pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza, Hamas, juga mengungkapkan hal senada.
Hamas berpendapat bahwa perubahan pemerintahan Israel tidak akan mengubah pendudukannya di Palestina.
"Palestina telah melihat lusinan pemerintah Israel sepanjang sejarah, kanan, kiri, tengah, begitu mereka menyebutnya."
"Tetapi mereka semua bermusuhan ketika menyangkut hak-hak rakyat Palestina kami dan mereka semua memiliki kebijakan ekspansionisme yang bermusuhan," kata juru bicara Hamas, Hazem Qassem.