Sejarah Pembentukan Densus 88 Usai Terjadi Peristiwa Bom Bali 2002

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Densus 88

Intisari-Online.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 10 terduga teroris di Kabupaten Merauke, Papua.

Penangkapan dilakukan di beberapa distrik di Merauke pada Jumat (28/5/2021) sore hingga malam hari.

"Kita sudah tangkap 10 teroris dengan barang bukti semua yang berbahaya untuk masyarakat," ujar Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (29/5/2021).

Densus 88 menangkap terduga teroris itu di beberapa tempat yang berbeda.

Baca Juga: Dari Teror ASN Hingga Ancam Eksekusi Warga, Inilah Ulah KKB Papua!

"Mereka ditangkap di Jagebob, Kurik, Tanah Miring, dan seluruh Merauke," kata Untung.

Keberadaan para terduga teroris di Merauke, terang Untung, diyakini untuk melakukan berbagai aksi di rumah ibadah.

Untung menambahkan, para terduga teroris itu belum melancarkan aksi karena aparat keamanan telah berjaga di sejumlah tempat ibadah.

"Mereka mau tembak-tembak atau taruh bom di gereja tapi kita (aparat keamanan) sudah penuh (berjaga) di gereja," kata Untung.

Baca Juga: Dulu Terlibat Serangkaian Teror hingga Mendekam di Penjara, Mantan Teroris Ini Kini Jadi Petani, 'Kita Salut pada Saudara Kita Ini'

Sejarah Pembentukan Densus 88

Densus 88 dibentuk setelah peristiwa Bom Bali tahun 2002, kemudian mulai beroperasi sejak 2003.

Densus 88 dirancang sebagai satuan antiterorisme yang memiliki kemampuan untuk menindak setiap aktivitas terorisme, mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan.

Angka 88 yang tertera berasal dari kata ATA (Anti-Terrorism Act) yang jika dilafalkan dalam Bahasa Inggris berbunyi Ei – Ti – Ekt. Pelafalan ini terdengar seperti Eighty Eight (88).

Baca Juga: Pantas KKB Papua Dicap Teroris, 790 Warga Desa Papua Saja Lebih Rela Tinggalkan Rumah daripada Beri Mereka Makan, Lagak Mereka saat Gunakan Senjata Ini Pemicunya

Sementara itu, burung hantu di logo Densus 88 menggambarkan filosofi sifat pemburu yang waspada, cekatan, cepat dan cerdas khas burung nokturnal itu.

Jumlah personel Densus 88 di tingkat pusat diperkirakan mencapai 400 orang, yang terdiri dari pasukan bersenjata hingga para ahli teknis seperti ahli bahan peledak dan ahli forensik pascaledakan.

Densus 88 saat ini dipimpin oleh Irjen Pol. Martinus Hukom, yang menjabat sebagai Kadensus 88 sejak tahun 2020.

Sejak terbentuk pada tahun 2003, Densus 88 telah menjalankan berbagai operasi yang berkaitan dengan tindak terorisme. Beberapa operasi Densus 88 yang dikenang di antaranya:

Baca Juga: Aksi Sarwo Edhie Wibowo Hadapi Teror KKB Papua Berkekuatan 14.000 Orang di Era Soeharto hingga Mampu Bujuk Kembali ke NKRI, Taktik Cerdas Ini Jadi Kunciannya

- Melumpuhkan buronan teroris Dr Azahari di Jawa Timur (9 November 2005)

- Melumpuhkan tersangka teroris Ibrahim atau Baim di Temanggung, Jawa Tengah (7-8 Agustus 2009)

- Menangkap puluhan tersangka terror bom Surabaya (Mei 2018).

(*)

Artikel Terkait