Intisari-Online.com - Twitter, Instagram, Facebook bahkan TikTok, dituduh telah melarang, memblokir, atau membatasi akun yang menerbitkan foto-foto pemboman Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza.
Postingan yang diblokir tersebut termasuk yang menyertakan kata-kata dan tagar seperti "Palestine," "resistance", "Israel", "Hamas", dan "al-Aqsa", seperti dilansir Middle East Eye, Minggu (23/5/2021).
Algoritma yang digunakan oleh perusahaan media sosial tersebut adalah sekumpulan instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman dan dimasukkan ke dalam mesin komputasi untuk menyelesaikan suatu tugas.
Algoritma tersebut digunakan di hampir setiap tugas komputasi, dari mesin pencari, platform media sosial dan belanja online, hingga aplikasi navigasi dan kencan, untuk mendapatkan hasil terbaik dalam waktu singkat.
Perusahaan media sosial dapat menginstruksikan algoritma mereka untuk menyaring basis data penggunanya dan menandai pos atau gambar apa pun yang berisi kata-kata yang mereka anggap melanggar standar komunitas mereka atau yang memicu kebencian atau kekerasan.
Namun, pengguna media sosial di Palestina dan Arab telah menemukan cara untuk mengalahkan algoritma Facebook yang kuat.
Dengan begitu, mereka dapat mengekspresikan pendapat serta dukungan politik untuk orang-orang Palestina atas pendudukan Israel.
Baca Juga: Menggalang Dana, Perjuangan Bung Karno untuk Kemerdekaan Palestina Tak Pernah Redup