Penulis
Intisari-Online.com -Israel dan Hamas akhirnya menyepakati keputusan gencatan senjata setelah 11 hari aksi saling serang berlangsung dan korban jiwa berjatuhan di kedua pihak.
Dikutip dari AP News, Jumat (21/5/2021) gencatan senjata disepakati kedua belah pihak pada Kamis (20/5/2021).
Kesepakatan ini setidaknya menjadi kabar baik bagi masyarakat sipil kedua negara.
Gencatan senjata Israel-Hamas itu diusulkan oleh Mesir dan berlaku secara "mutual dan tanpa syarat".
Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi mengatakan, ia akan mengirim delegasi yang akan memantau penerapan gencatan senjata Israel-Hama di lapangan.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran menyerukan umat Islam untuk bersatu melawan Israel dengan mendukung Palestina secara militer dan finansial.
Melansir Express.co.uk, Sabtu (22/5/2021), pernyataan yang dikeluarkan oleh Pengawal Revolusi Iran menyatakan "pukulan mematikan" akan segera menghujani Israel dari Palestina.
Dengan begitu, ada anggapan kuat bahwa Hamas dan kelompok milisi lainnya telah dipersenjatai oleh Teheran.
Berbicara hanya beberapa jam setelah konfirmasi bahwa gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir mengakhiri kekerasan selama 11 hari, Ayatollah Sayyid Ruhollah Musavi Khamenei mengeluarkan seruannya untuk mempersenjatai diri dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh beberapa media Iran.
Dia berkata: "Negara-negara Muslim harus dengan tulus mendukung rakyat Palestina, melalui dukungan militer atau keuangan atau dalam membangun kembali infrastruktur Gaza."
Khamenei mendesak umat Islam untuk menuntut pemerintah mereka mendukung Palestina.
Iran mendukung dan diyakini telah mempersenjatai militan Islam Hamas, yang memerintah Jalur Gaza.
Sementara Otoritas Palestina Presiden Mahmoud Abbas mengontrol daerah-daerah berpenduduk Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Hamas dan kelompok Jihad Islam menembakkan ratusan roket ke Israel sebelum gencatan senjata hari Jumat.
Israel mengatakan sistem pertahanan Iron Dome telah menembak jatuh sebagian besar dari roket-roket tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menulis tweet: "Selamat kepada saudari & saudara Palestina kami atas kemenangan bersejarah. Perlawanan Anda memaksa penyerang untuk mundur."
Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Intifada telah berubah dari menggunakan batu menjadi rudal yang kuat dan tepat.
"Dan di masa depan, Zionis tinggal menunggu tanggungan pukulan mematikan dari dalam wilayah pendudukan."
Setahun lalu, Khamenei mengatakan bahwa Teheran telah mengubah keseimbangan kekuatan militer antara Israel dan Palestina.
Iran baru-baru ini menampilkan drone tempur buatan Iran yang dikatakan memiliki jangkauan 2.000 km.
Iran menamakannya "Gaza" untuk menghormati perjuangan Palestina melawan Israel, media pemerintah melaporkan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan penggerebekan di Gaza telah merusak kemampuan Hamas untuk meluncurkan rudal ke Israel.
Baca Juga: Dukung Mati-matian Sejak Israel Berdiri, AS Tiba-tiba Sebut Tidak Dapat Mendukung Israel Selamanya
Dia mengklaim Israel telah menghancurkan jaringan terowongan Hamas yang luas, pabrik roket, laboratorium senjata dan fasilitas penyimpanannya, dan menewaskan lebih dari 200 militan, termasuk 25 tokoh senior.
Netanyahu menambahkan: “Hamas tidak bisa bersembunyi lagi. Itu pencapaian yang luar biasa bagi Israel.
"Kami melenyapkan bagian penting dari eselon komando Hamas dan Jihad Islam.
"Dan siapa pun yang tidak terbunuh tahu hari ini bahwa lengan panjang kita dapat menjangkau dia di mana saja, di atas tanah atau di bawah tanah."
Israel mengatakan Hamas, Jihad Islam dan kelompok militan lainnya menembakkan sekitar 4.350 roket dari Gaza selama konflik, di mana sekitar 640 roket jatuh ke Jalur Gaza.
Militer Israel mengatakan bahwa 90 persen dari roket-roket yang melintasi perbatasan telah dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome.