Find Us On Social Media :

Rekam Musik dalam Gua, Beginilah Pejuang Timor Leste Melawan Tentara Indonesia untuk Merdeka

By Tatik Ariyani, Kamis, 20 Mei 2021 | 17:06 WIB

Berliku menggubah lagu-lagu perlawanan sambil bersembunyi di pegunungan selama pendudukan Indonesia

Dia menunjukkan bekas lukanya, mengatakan bahwa, di atas pegunungan, perlu untuk "bertahan hidup".

“Hidup atau mati, kemerdekaan (adalah) satu-satunya jawaban. Tidak ada pilihan lain.”

Pada tahun 1983, pemimpin perlawanan Xanana Gusmao, yang kemudian menjadi presiden pertama Timor Timur merdeka, menyadari bahwa tidak mungkin mengalahkan Indonesia hanya dengan kekerasan.

Jadi Gusmao menggunakan musik untuk tujuan mereka.

Dinamakan seperti burung yang bernyanyi setiap pagi, Berliku diberi julukan oleh pemimpin perlawanan itu karena dia suka menyanyi dan menggubah lagu saat jeda dalam pertempuran.

Berliku didorong untuk mulai menulis musik dan puisi untuk disebarkan ke masyarakat, jelasnya, untuk menggunakan “musik atau alat apa pun yang bisa kita peroleh untuk melawan orang Indonesia”.

Di pegunungan, tidak ada studio musik, jadi mereka merekamnya dengan alat perekam portabel di gua tempat mereka tinggal.

“Tujuannya saat itu adalah untuk menyelundupkan musik keluar dari Timor untuk perlawanan di luar negeri,” kata Berliku, “untuk menginspirasi dan mendidik orang-orang di luar Timor serta mendorong penduduk di seluruh negeri.”

Baca Juga: Pantas KKB Papua, Nyaris Susah Diberantas, Baru Dipetakan Saja Jumlahnya Anggotanya Diprediksi Mencapai Ratusan, Itupun Belum Semuanya?