Penulis
Intisari-online.com - Tentu saja semua orang tidak menginginkan peperangan, karena akan merugikan siapapun yang terlibat.
Belakangan ini konflik antara Israel dan Palestina semakin memanas, bentrokan dan saling kirim rudal antara militer Israel dengan Hamas kerap terjadi.
Dalam hal ini, jalur Gaza menjadi sasaran utama pertempuran antara Israel dan Palestina.
Meski hal ini dianggap merugikan rakyatnya bagi Palestina dan Israel, rupanya ada keuntungan yang didapatkan dari konflik ini.
Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (18/5/21), seorang ilmuwan politik asal Rusia Satanovsky menjelaskan bagaimana konflik ini menguntungkan Israel dan Palestina.
Menurut keterangannya ada dua orang dari Israel dan Palestina yang diuntungkan dalam eskalasi konflik di jalur Gaza ini.
Meningkatnya hubungan antara Israel dan Palestina telah menguntungkan kedua belah pihak.
Pernyataan ini dibuat oleh ilmuwan politik dan orientalis Yevgeny Satanovsky.
Dalam akun telegram Satanovsky, mencatat bahwa tidak hanya Hamas dan Tentara Israel (IDF) yang bentrok satu sama lain.
Tetapi juga orang Arab dan Yahudi biasa telah mengorganisir gerakan ofensif kerusuhan di Israel.
Menurut pakar Yevgeny Satanovsky, sulit membayangkan bagaimana peristiwa akan berkembang lebih jauh di wilayah ini,.
Tetapi untuk saat ini pihak-pihak yang berkonflik (elit) telah memperoleh beberapa manfaat.
Misalnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mampu mengalihkan perhatian rakyatnya dari skandal korupsi yang melibatkan sang pemimpin.
Adapun kepala Palestina Mahmoud Abbas (juga dikenal sebagai Abu Mazen) telah membatalkan pemilihan dan saat ini.
Hal itu membuatnya bisa mempertahankan jabatannya karena eskalasi pertempuran.
"Hamas memecahkan masalahnya dan inilah cara mereka menyelesaikannya: Itu menjadi populer pada puncaknya," katanya.
"Abu Mazen punya alasannya sendiri dan dia memutuskannya juga. Jika dia membatalkan pemilihan, Hamas tidak akan menggulingkannya," kata pakar Satanovsky.
Ilmuwan politik Yevgeny Satanovsky juga menambahkan bahwa dalam situasi seperti itu, tidak ada yang tertarik secara khusus dengan keamanan orang Arab dan Israel (sipil).