Penulis
Intisari-Online.com - Israel dan Palestina sudah lama berkonflik.
Konflik itu sudah terjadi sejak 1958, di mana itu merupakan bagina dari konflik Arab dan Israel yang lebih luas.
Namun konflik Israel-Palestinabukanlah konflik dua sisi yang sederhana.
Di mana selain soal militer, konflik ini juga soal pandangan dan budaya masing-masing bangsa.
Konflik makin brutal tak kala Israel merebut Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur sebagai wilayahnya.
Padahal ketiga wilayah itu sudah menjadi milik Palestina di bawah hukum internasional PBB.
Karena sudah berlarut-larut, mendadakMenteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan sesuatu yang mengejutkan.
Dilansir darisputniknews.com pada Kamis (6/5/2021), di manaMoskow bersedia memfasilitasi pembicaraan damai antara Otoritas Palestina dan Israel.
"Kami prihatin tentang kurangnya kesepakatan prospektif tentang bagaimana melanjutkan proses perdamaian dan pembicaraan damai."
"Tapi kami siap membantu, kami memiliki beberapa ide."
"Kontak hari ini dengan Otoritas Palestina sangat penting bagi kami", kata Lavrov mengatakan dalam pertemuan dengan Menteri Urusan Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, di Moskow.
Diplomat Rusia itu lebih lanjut mencatat bahwa kedua belah pihak akan membahas langkah-langkah yang memungkinkan Moskow memperluas bantuannya kepada Otoritas Palestina dalam perang melawan pandemi Covid-19.
“Begitu situasi epidemiologi memungkinkan, kami berharap dapat mengadakan pertemuan lagi Komisi Antarpemerintah untuk Perdagangan dan Kerja Sama Ekonomi."
"Ada sejumlah proyek menjanjikan yang telah kami rencanakan untuk dilaksanakan cukup lama sekarang."
"Saya berharap itu akan terjadi. berlangsung dalam waktu dekat," tambah Lavrov.
Diketahui proses perdamaian Israel-Palestina telah lama terhenti.
Ini karena kedua belah pihak menolak untuk berkompromi tentang masalah-masalah yang penting bagi mereka.
Salah satu tujuan utama pihak Palestina adalah memulihkan perbatasan antara Israel dan Otoritas Palestina.
Seperti sebelum Perang Enam Hari 1967, dengan kemungkinan pertukaran teritorial.
Tentu Palestina menginginkan ketiga wilayah yang telah direbut Israel kembali menjadi milik mereka.
Tapi mereka bisa memberi izin warga Israel untuk datang berkunjung.
Bukannya menyerang warga Palestina dengan membabi buta dan menewaskan ribuan orang.
Apakah Israel akan setuju?