Find Us On Social Media :

Jam Matahari sebagai Penanda Waktu Salat, Populer Sejak Al-Khawarizmi Membuat Perbaikan Penting Pada Teori Pendahulunya dari India dan Helenistik

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 5 Mei 2021 | 03:40 WIB

Jam matahari di Masjid Baiturrahman di Dusun Pagiren, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Tahukah Anda, sejak kapan penggunaan jam matahari menjadi lumrah dalam sejarah?

Yang juga sangat penting adalah kontribusi Al-Khawarizmi.

Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi adalah seorang matematikawan Persia, astronom, ahli astrologi geografi dan sarjana di House of Wisdom di Baghdad.

Ia lahir di Persia sekitar tahun 780 M.

Baca Juga: Ibnu Batutah, Cendekia Muslim yang Habiskan Waktunya Berkelana Keliling Dunia Bahkan Kalahkan Columbus, Sambil Sebarkan Agama Islam

Al-Khawarizmi adalah salah satu orang terpelajar yang bekerja di House of Wisdom.

Al-Khwarizmi berkembang saat bekerja sebagai anggota House of Wisdom di Baghdad di bawah kepemimpinan Kalif al-Mamun, putra Khalif Harun al-Rashid, yang terkenal di Arabian Nights.

Dia menulis sebuah karya penting tentang astronomi, mencakup kalender, menghitung posisi sebenarnya dari matahari, bulan dan planet, tabel sinus dan garis singgung, astronomi bola, tabel astrologi, perhitungan paralaks dan gerhana, dan visibilitas bulan.

Karya astronominya, Zij al-sindhind, juga didasarkan pada karya ilmuwan lain.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Negara dengan Pengaruh Komunis Kuat, Ternyata Sejarah Islam di China Malah Sudah Berkembang Jauh Sebelum Terkena Pengaruh Komunis