Find Us On Social Media :

Jam Matahari sebagai Penanda Waktu Salat, Populer Sejak Al-Khawarizmi Membuat Perbaikan Penting Pada Teori Pendahulunya dari India dan Helenistik

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 5 Mei 2021 | 03:40 WIB

Jam matahari di Masjid Baiturrahman di Dusun Pagiren, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Intisari-Online.com - Jam matahari merupakan perangkat penunjuk waktu kuno yang menggunakan bayangan pergerakan matahari sebagai panduannya.

Beberapa masjid di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ada yang pernah memanfaatkan jam tersebut sebagai panduan waktu shalat.

Seperti di Masjid Baiturrahman di Dusun Pagiren, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang.

Meski saat ini sudah tidak difungsikan lagi, tapi jam berusia puluhan tahun itu masih terawat baik dan berdiri kokoh di depan masjid.

Jam matahari berbentuk kotak besi dengan lengkungan setengah lingkaran di ujung atasnya.

Baca Juga: Katanya Jadi Kota Suci 3 Agama Besar, Nyatanya Umat Muslim Palestina Dicegat hingga Diserang Roket Saat Masuk ke Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa oleh Pasukan Yahudi Israel, 'Padahal Kami Hanya Mau Berdoa'

Pada lengkungan tersebut terdapat pandom (jarum jam) dari paku yang menghadap ke arah utara.

Di bawahnya terdapat deretan angka-angka yang terpahat pada lempengan logam berwarna hitam.

Pada logam itu juga tertulis waktu shalat, yakni Subuh, Asar dan Isjak.

Pada bagian lainnya, terpahat tulisan berbunyi "Compass - Matahari, Tandjungsari -Windusari, Bandongan - Magelang, Djawa - Tengah - TH 1965".

Baca Juga: Inilah Ibnu Firnas, Ilmuwan Islam yang Berhasil Terbang Pertama Kali di Dunia Kalahkan Wright Bersaudara