Penulis
Intisari-online.com -Sudah banyak mitra dan sekutu Amerika Serikat (AS) yang sekarang justru menjadi mitra dari China.
Salah satunya adalah Mesir, yang memilih Beijing sejak Presiden Abdel-Fattah el-Sisi menjabat pada 2014 lalu.
China dikabarkan telah menginvestasikan miliaran dolar dalam proyek-proyek tertentu.
Termasuk salah satunya rencana ambisius memindahkan kursi pemerintahan keluar dari Kairo, untuk membangun situs pemerintahan baru.
Dilansir dari SCMP, pemblokiran Kanal Suez baru-baru ini telah menggarisbawahi peran penting yang dimainkan Mesir dalam sistem perdagangan global dan dalam rencana perdagangan China.
Macetnya Terusan Suez berlangsung selama 6 hari, menahan perdagangan senilai lebih dari 9 miliar Dolar AS per hari menurut data dari lembaga Lloyd's List.
Terusan itu merupakan rute pelayaran utama China ke pasar terbesarnya, Eropa.
Sementara itu Mesir juga menjadi destinasi kunci untuk Inisitatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) sehingga Mesir bergerak mendekat ke Beijing.
Beberapa tahun terakhir China telah memberikan Mesir suntikan dana miliaran dolar meski Mesir adalah sekutu AS.
Dana ini dipakai mendanai proyek yang termasuk di antaranya adalah pembangunan ibukota baru di luar Kairo, zona industri Terusan Suez, zona perdagangan bebas dan pusat finansial.
John Calabrese, direktur dari Proyek Timur Tengah Asia di Institut Timur Tengah di Washington, mengatakan: "Beijing telah berhasil meningkatkan hubungannya dengan Mesir untuk menguatkan proyek BRI.
"Sementara Kairo telah bergantung pada China sebagai mitra penting dalam revitalisasi ekonomi Mesir."
Ibukota baru direncanakan berada di 45 km di gurun timur Kairo.
Kota itu dirancang untuk menjadi rumah lebih dari 6,5 juta warga untuk upaya mengurangi kepadatan penduduk di ibukota Kairo saat ini.
Diketahui sudah ada lebih dari 20 juta warga berada di area metropolitan tersebut.
Kota itu dibangun dalam wilayah 714 km persegi, dengan dana kira-kira antara 45 miliar Dolar AS sampai 58 miliar Dolar AS, dan akan menjadi rumah parlemen dan istana negara baru.
Kota tersebut juga akan menjadi tuan rumah pelabuhan terbesar di Mesir, distrik hiburan dan taman kota raksasa.
Pegawai negeri sipil telah ditawari total 96 miliar Dolar AS sebagai insentif mereka untuk pindah dan mulai Juli besok, sekitar 50 ribu PNS akan dipindahkan ke kota baru.
Mereka akan ke sana terlebih dahulu mendahului pembukaan resmi di akhir tahun ini, menurut pejabat Mesir.
China mendanai dan membangun distrik bisnis baru di kota baru itu sebesar 3 miliar Dolar, yang akan diberikan ke pemerintah Mesir akhir tahun besok.
Perusahaan Insinyur Konstruksi Negara China, kontraktor untuk proyek ini, sedang membangun menara 385 meter 80 tingkat sebagai bagian proyek itu.
Menara itu digadang-gadang akan menjadi bangunan tertinggi di Afrika saat selesai dibangun.
Bank Exim China juga mendanai pembangunan jalur kereta api menghubungkan Kairo ke kota baru, atau yang disebut New Administrative Capital.
Total dana yang digelonggongkan China lewat bank ini saja mencapai 1,2 miliar Dolar AS.
Presiden el-Sisi mengatakan pemindahan ibukota baru "akan seperti kelahiran negara baru" untuk Mesir.
Ternyata, Beijing telah semakin jorjoran suntikkan dana segar sejak el-Sisi menjabat 2014 lalu.
Menurut lembaga penelitian Inisiatif Penelitian China Afrika di Studi Internasional Lanjutan Johns Hopkins University, Mesir menerima 5 miliar Dolar antara 2015-2019, jauh lebih banyak dibandingkan angka yang diterima antara 2002-2014 berkisar 280 juta Dolar AS.
"Investasi China di infrastruktur Mesir memiliki potensi mendukung rezim el-Sisi dalam cara yang mengamankan kepemimpinan itu dari tekanan populer," terang Lisa Blaydes, profesor ilmu politik di Universitas Stanford.
"Ibukota baru yang relatif terpisah, dan baru dibangun mengurangi tekanan pentingnya meningkatkan infrastruktur sesak Kairo sembari mengamankan pemerintah dari populasi kota yang sudah ada yang telah tunjukkan keinginan terlibat dalam protes berpindah-pindah."
Samuel Ramani, peneliti hubungan internasional di Universitas Oxford, mengatakan ibukota administratif baru adalah bendera investasi China di Mesir.
Namun, ia tambahkan hal itu bukanlah satu-satunya proyek yang China kembangkan.
Pasalnya Beijing juga memainkan peran penting di perkembangan Zona Ekonomi Terusan Suez.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini