Penulis
Intisari-Online.com -Menurut pemberitaan, Rabu (7/4/2021), sebanyak 15 pesawat China melanggar zona pertahanan udara Taiwan.
Di antara pesawat tersebut, ada 12 jet tempur.
Kemudian, Taiwan mengirimkan jet tempur untuk mengusir pesawat China yang melakukan tindakan ilegal.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Taiwan sebagaimana dilansir The Straits Times, Kamis (8/4/2021).
Pelanggaran tersebut terjadi setelah insiden kecelakaan kereta di Taiwan yang menewaskan sedikitnya 50 orang.
Kecelakaan tersebut ditanggapi oleh Presiden China Xi Jinping.
Dan secara langka, Xi Jinping berbelasungkawa atas insiden tersebut.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menuduh Beijing mengirimkan sinyal yang sangat beragam.
Pasalnya, di satu sisi China berbelasungkawa atas kecelakaan kereta api, di sisi lain Beijing juga mengirim jet-jet tempurnya ke Taiwan.
"Saya akan mengatakan bahwa kebijakan itu merugikan diri sendiri," kata Wu kepada wartawan.
"Ini tidak akan memenuhi tujuan pemerintah China apakah mereka ingin memenangi hati dan pikiran rakyat Taiwan atau mereka akan mengintimidasi rakyat Taiwan,” imbuh Wu.
Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri hidup di bawah ancaman invasi China yang terus-menerus.
Konflik China-Taiwan semakin meruncing ketika Tsai Ing-wen memenangi pemilu pada 2016 dan menjadi Presiden Taiwan.
Tsai Ing-wen dengan tegas mengatakan bahwa Taiwan adalah negara yang demokratis dan bukan merupakan bagian dari China.
Tahun lalu, China mencatatkan rekor karena melakukan 380 pelanggaran ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan.
Beberapa analis dan pejabat militer Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan bahwa ketegangan antara Taiwan dan China mencapai titik tertinggi sejak pertengahan 1990-an.
Wu mengatakan, hanya ada sedikit tanda bahwa China bersedia menghentikan pelanggarannya sejak Presiden AS Joe Biden menjabat.
"Kalau menghitung jumlah pesawat China yang masuk ke ADIZ kami tahun ini, itu sudah meningkat secara signifikan dari periode yang sama tahun lalu," ujar Wu.
Di sisi lain, armada pesawat tempur Taiwan yang menua telah mengalami serangkaian kecelakaan fatal dalam beberapa tahun terakhir.
Bulan lalu, angkatan udara Taiwan untuk sementara mengandangkan seluruh pesawatnya yang biasa digunakan untuk latihan.
Keputusan tersebut diambil setelah beberapa jet tempur F-5E angkatan udara Taiwan diduga mengalami kecelakaan di udara.
Sementara itu, China telah lama menggunakan kapal militer dan sipil untuk melanggar batas wilayah negara-negara tetangganya di Laut China Selatan.
(*)