Penulis
Intisari-Online.com – Hardit Singh Malik adalah orang India pertama yang bertugas sebagai pilot di angkatan udara Inggris.
Orang India yang belajar di Inggris pada awal tahun 1900-an dianggap sebagai "calon revolusioner" dan tidak diterima di militer Inggris.
Ketika guru Malik di Oxford mendengar bahwa dia berencana untuk masuk militer Prancis untuk bertugas di Perang Dunia I, dia menulis surat lamaran kepada komandan Royal Flying Corps.
Malik mendapat komisi kehormatan sebagai Letnan Dua dan ditugaskan untuk menerbangkan Sopwith Camels.
Sebagai seorang Sikh yang taat, dia memiliki helm khusus yang dibuat untuk menampung sorbannya.
Fitur yang tidak biasa ini membuatnya mendapatkan julukan penuh kasih sayang "The Flying Hobgoblin".
Malik bertugas di Skuadron 28 di bawah pimpinan Mayor Billy Barker.
Barker adalah seorang Kanada yang mendapatkan Victoria Cross dan dikreditkan dengan 33 musuh yang terbunuh dalam perang, lebih dari pilot Perang Dunia I lainnya.
Obsesi Barker adalah menjatuhkan Manfred von Richthofen, jagoan Jerman yang dikenal sebagai Baron Merah.
Pada 26 Oktober 1916, Malik dan dua sukarelawan lainnya pergi berburu Baron Merah di langit di atas Passchendaele.
Saat mereka keluar dari awan, mereka segera dikelilingi oleh pesawat tempur musuh.
Malik tertembak di kaki, dan tangki bahan bakarnya kena, tapi entah bagaimana tidak meledak.
Namun, dia mampu menembak jatuh penyerangnya dan kemudian terbang 40 mil di ketinggian rendah saat dikejar oleh tiga pilot Jerman dan menerima tembakan musuh dari darat.
Pada akhirnya, pesawatnya terkena lebih dari 400 peluru.
Ketika diwawancarai tentang insiden itu lebih dari 65 tahun kemudian, dia mengatakan bahwa musuh “tidak membawa peluru dengan nama saya”.
Meskipun pesawatnya sering ditabrak, tidak ada bagian penting dari pesawat yang rusak, dan tidak ada peluru yang mengenainya, selain yang mengenai kakinya.
Mekaniknya kagum karena dia bisa mendaratkan pesawat dengan selamat.
Dua dari peluru di kakinya akan tetap di sana selama sisa hidupnya.
Dia menghabiskan beberapa waktu untuk memulihkan diri dari luka-lukanya dan kemudian kembali ke Skuadron 28 di Italia.
Malik kemudian bergabung dengan Skuadron 141 di Biggin Hill, Kent, untuk menerbangkan pesawat tempur Bristol F.2 dan kemudian bertugas di Prancis dengan Skuadron 11.
Ketika perang berakhir, Malik dilaporkan telah menemak dua pesawat musuhnya, meskipun dia bersikeras telah melakukannya enam kali.
Dia adalah salah satu dari empat orang India yang terbang untuk Royal Flying Corps.
Idra Lal Roy dilaporkan telah menembak musuhnya sepuluh kali, sebelum dia ditembak jatuh pada Juli 1918.
Malik kemudian menikah dan membesarkan tiga anak.
Setelah perang, dia bergabung dengan layanan sipil India.
Dari tahun 1938 hingga 1944, dia menjadi komisaris perdagangan ke Kanada dan AS.
Pada tahun 1944, ia menjadi perdana menteri kota Patiala di Punjab.
Ketika India merdeka pada tahun 1947, Malik menjadi Komisaris Tinggi India pertama di Kanada. Dia kemudian menjadi duta besar untuk Prancis.
Malik meninggal pada tahun 1985 pada usia 90 tahun.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari