Find Us On Social Media :

Dikepung Pasukan Rusia, Ukraina Takut Perang Dunia III Pecah di Wilayah Sengketa Ini, Langsung Merengek Minta Bantuan Militer pada Amerika dan Sekutunya

By Mentari DP, Kamis, 8 April 2021 | 06:30 WIB

Ukraina dan Rusia diambang perang.

Intisari-Online.com - Jika di Benua Asia ada China, maka di Benua Eropa ada Rusia.

Ketika puluhan pasukan Angkatan Laut mengepung China di Laut China Selatan, mendadak pasukan Rusia bergerak masuk ke wilayah Ukraina.

Sikap Rusia lantas membuat panik pemerintah Ukraina.

Baca Juga: Amerika dan Korsel Kecewa Sejadi-jadinya, Faktanya Korea Utara Punya Senjata Rahasia Nan Mematikan yang Sukar Dikalahkan, Bisa Bikin Kulit Terbakar, Leher Terkecik, hingga Saraf Lumpuh

Mereka pun segera memutar otak dan akhirnya memutuskan meminta bantuan NATO.

Diketahui NATO adalah organisasi internasional untuk keamanan bersama.

Anggota NATO antara lain Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan sebagian besar negara Eropa.

Tentu saja Rusia tidak termasuk anggota NATO. Justru mereka disebut sebagai musuh bersama.

Nah, melihat hal ini Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dilaporkan telah dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Dia ingin Ukraina bergabung dengan NATO. Sebab ini mungkin jadi satu-satunya cara untuk mengakhiri perang Donbass.

Baca Juga: Korbankan Nyaris 70 Juta Nyawa Manusia, Ternyata Perang Dunia II Bisa Saja Berakhir Lebih Cepat Dengan Sedikit Korban Jika Sekutu Mampu Memusnahkan 'Pom Bensin' Adolf Hitler Ini

"Jika Ukraina jadi anggota NATO, maka itu akan menjadi sinyal  nyata bagi Rusia," kata Presiden Zelenskiy seperti dilansir dari express.co.uk pada Rabu (7/4/2021).

Zelenskiy juga meminta lebih banyak kehadiran militer NATO di wilayah Laut Hitam sebagai tanggapan atas meningkatnya kehadiran pasukan Rusia sejak Maret.

Ini terjadi setelah dua tentara lagi tewas dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara separatis Rusia di wilayah Donbass dan pasukan Ukraina.

Sejak dimulainya konflik pada tahun 2014 setelah Rusia menginvasi Krimea, 14.000 orang telah tewas dan sejauh tahun 2021 ini ada 24 tentara yang gugur.

Ukraina juga meminta menjamin dukungan Barat dalam masalah ini.

Sebab, Presiden Zelenskiy juga telah meminta bantuan kepada negara-negara seperti Kanada yang memiliki komunitas imigran Ukraina yang sudah lama.

Berbicara kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Zelenskiy berkata: "Sebagai mitra khusus Ukraina, Kanada dapat memimpin di antara sekutu yang mendukung solusi MAP (Rencana Aksi Keanggotaan NATO) untuk Ukraina."

"Dukungan Kanada akan menjadi sinyal penting dari dukungan dari sahabat sejati."

 

Baca Juga: Aliran Air Mendadak Masuk ke Rumah hingga Setinggi Dada Orang Dewasa, Korban Banjir Bandang di NTT Mengaku Gendong Anak Sambil Berjalan di Dalam Air, 'Kami Terus Berdoa'

Sementara itu Kremlin dengan tegas membantah seruan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

Sebab, jika Ukraina benar-benar bergabung dengan NATO, maka situasi malahan akan lebih memanas.

Bahkan Rusia yakin warga Ukraina yang tinggal di sebelah timur menentang keanggotaan NATO.

Diketahui, perang di Donbass terjadi Maret 2014.

Konflik itu pecah antara kelompok pro-Rusia dan anti-pemerintah di Oblast Donetsk dan Lugansk setelah pergerakan Euromaidan berhasil menjatuhkan pemerintahan Viktor Yanukovych yang pro-Rusia

Namun, Rusia percaya diri bahwa Ukraina masih sangat berada di bawah pengaruh Rusia.

Jadi, tidak mungkin Ukraina mau meminta tolong ke negara-negara barat.

Baca Juga: Sukses Jalan Kaki dari Sragen ke Jakarta untuk Bertemu Presiden Jokowi, Kini Ibu Ini Jual Soto Rp1.000 per Porsi, Tiap Jumat Malah Bagi Soto dan Es Teh Gratis, 'Bayar Cukup Dengan Doa'