Penulis
Intisari-Online.com – Bangkai kapal sisa-sisa peninggalan Perang Dunia II hingga saat ini masih banyak dicari oleh para sejarawan sebagai bahan penelitian dan pembelajaran.
Misi USNS San Miguel adalah kapal tanker bahan bakar besar yang mengangkut bahan bakar ke seluruh dunia untuk pasukan Sekutu selama Perang Dunia Kedua dan Perang Korea.
Pada akhir 1957, kapal tanker itu secara tidak sengaja menabrak buluh di lepas pantai Hawaii saat sedang melaju dengan kecepatan penuh.
Lambung kapal rusak parah dan tidak dapat diperbaiki.
Akhirnya Angkatan Laut AS dikirim untuk menjemput 42 awaknya sebelum kapal tenggelam di bawah Samudra Pasifik.
Namun, lokasi pasti kapal saat tenggelam tidak pernah tercatat dan hingga saat ini belum ada yang menemukannya, hingga awal Agustus 2015.
Bangkai kapal itu ditemukan ketika para peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration sedang meneliti di daerah tersebut.
Ketua tim mengatakan bahwa itu semua karena jarak pandang yang sangat baik di bawah air dan kurangnya angin yang memastikan mereka menemukan reruntuhan.
Para peneliti berada di area tersebut untuk memetakan dan menganalisis terumbu karang.
Banyak orang telah mencoba untuk menemukan bangkai kapal selama 50 tahun terakhir dengan berpikir bahwa itu akan mudah ditemukan, tetapi ternyata ternyata lebih sulit daripada yang diantisipasi.
Sekarang para peneliti beruntung menemukannya.
Kapal tersebut terletak di wilayah Terumbu Maro di lepas pantai Hawaii dan kawasan itu dilindungi, berada di dalam Monumen Nasional Laut Papahanaumokuakea.
Ini adalah kawasan konservasi laut yang sangat besar, dan banyak bangkai kapal dikatakan berada di perairan daerah tersebut.
Air yang berombak cenderung berdampak pada bangkai kapal, bahkan yang tergeletak jauh di bawah air.
Namun, San Miguel dalam kondisi baik dan masih utuh, bahkan dengan setir terpasang.
Salah satu peneliti dalam penyelaman mengatakan bahwa sangat mengejutkan tiba-tiba melihat kapal besar yang menjulang yang tidak pernah mereka duga berada di sana, lapor The Huffington Post.
Kapal itu terletak di sisinya sekitar 24,8 meter di bawah permukaan laut.
Kapal itu telah dilindungi sejak mendarat di lembah berpasir kecil di antara dua karang.
Bangkai kapal telah menjadi rumah bagi sejumlah spesies tumbuhan dan hewan, menjadikannya sebagai terumbu kecil.
Sekarang bangkai kapal telah ditemukan, sehingga dapat dipantau dan dianalisis oleh para peneliti, tetapi tidak akan dipindahkan dan akan dibiarkan dalam keadaan aslinya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari