Ketika Kehabisan Granat, Prajurit Ini Mulai Lempar Botol Bir Kosong untuk Menahan Gelombang Tentara China Saat Perang Korea

K. Tatik Wardayati

Penulis

Prajurit Bill Speakman, kehabisan granat, lempar botol bir kosong.

Intisari-Online.com – Tak bisa dipungkiri bahwa Perang Dunia yang terjadi melibatkan banyak orang yang berjuang, banyak pula yang tewas, dan banyak pula masyarkat yang sengsara karenanya.

Tetapi perang juga cenderung menguntungkan bagi mereka yang memiliki inisiatif dan kecerdikan.

Bill Speakman, penerima Victoria Cross, rupanya memiliki inisiatif dan kecerdikan juga.

Beberapa orang mungkin berpikir ketika gelombang tentara China datang dengan cepat ke posisi Anda, maka itu adalah waktu yang tepat untuk menggali dan bertarung secara defensif.

Baca Juga: Kisah USS Pueblo, Kapal Angkatan Laut AS yang Ditangkap Patroli Korea Utara dan Para Krunya Hadapi Siksaan Antara Hidup dan Mati, Informasi Rahasia Ini Harus Dihancurkan Agar Selamat

Namun, prajurit Bill Speakman menganggapnya sebagai kesempatan untuk membalas.

Ketika amunisi telah habis, orang mungkin berpikir inilah saat yang tepat untuk mundur.

Berpikir sebaliknya, prajurit Bill Speakman menganggap ini sebagai kesempatan untuk mengambil botol bir kosong dan melemparkannya sebagai senjata.

Dan atas tindakannya di Korea itu pada tahun 1951, prajurit Bill Speakman yang melempar botol dianugerahi Victoria Cross.

Baca Juga: Dikenal sebagai Negara Miskin, Seperti Apa Senjata-senjata Infanteri Korea Utara dan Cukupkah untuk Menghentikan Amerika?

Relawan perang

Lahir sebagai William Speakman pada tanggal 27 September 1927 di Altrincham, Cheshire, Bill ingin sekali mengabdi di Angkatan Darat.

Dia menyaksikan rekan senegaranya mengambil alih kekuatan Poros saat remaja.

Kemudian dia bergabung dengan Angkatan Darat pada tahun 1945 setelah ketinggalan aksi Perang Dunia II.

Dia bertugas dengan Resimen Black Watch Royal Highland dan akhirnya pergi ke Perbatasan Skotlandia milik Raja yang akan dia layani di Korea.

Perang Korea adalah pertempuran bolak-balik sebelum menemui jalan buntu seperti yang kita kenal sekarang.

Dimulai pada 25 Juni 1950 dan dalam beberapa bulan pasukan Korea Selatan berada di ambang kekalahan.

Namun, pendaratan Marinir AS di Inchon pada bulan September telah membebaskan Pasukan Korea Selatan yang terkepung, dan Korea Utara didorong kembali ke perbatasan dengan China.

Di bulan Oktober 1950, ratusan ribu tentara China mengalir melintasi perbatasan.

Baca Juga: Peristiwa Paling Mematikan dalam Sejarah Amerika, dari Serangan Pearl Harbor, Epidemi HIV/AIDS, Hingga Pandemi Covid-19

Dan Seoul pun berpindah tangan empat kali selama perang ini sebelum akhirnya terhenti di jalan buntu.

Ketika usia 24 tahun, Speakman akan menjadi sukarelawan untuk terlibat di Korea saat perang masih dalam konflik bolak-balik.

Menurut pengakuannya, itu adalah keinginannya untuk berperang di Korea, sehingga dia pun dipindahkan ke Perbatasan milik Raja Skotlandia, dan mereka seharusnya beruntung memiliki prajurit seperti dia.

Ini mungkin menjadi salah satu tindakan keberanian yang tidak dapat dijelaskan, dan mungkin satu-satunya penerima Victoria Cross yang melakukan dengan melempar botol bir ke arah musuh.

Pada tanggal 4 November 1951, posisi yang dipegang oleh Perbatasan Milik Raja Skotlandia berada di bawah serangan artileri berat yang diikuti oleh gelombang manusia yang ditakuti dari tentara China.

Pengeboman artileri telah memakan korban, dan gelombang manusia yang muncur itu mendorong hingga ke Perbatasan sehingga unit Speakman kemungkinan diserbu.

Pada saat inilah Prajurt Speakman mengambil inisiatif dan memimpin serangan baliknya tanpa perintah.

Bersama dengan enam prajurit lain, Speakman yang tingginya mendominasi, 198 cm, mengambil granat sebanyak yang dia bisa, dan melemparkannya setiap kali kesempatan.

Saat itu bulan November di Korea, tanahnya keras dan beku, itu berarti granat akan memantul dan terbukti cukup efektif.

Baca Juga: Jadi Dampak Paling Tidak Terduga Atas Perang Dunia Kedua, Perang Korea 'Yang Terlupakan' Justru Tidak Pernah Selesai, Ini Sejarahnya

Speakman melaporkan bahwa itu adalah pertarungan tangan kosong karena tidak ada cukup waktu untuk menarik kembali kokangan senapan.

Tetapi serangan China sungguh besar, dan dia akhrinya kehabisan granat untuk dilemparkan ke pasukan China yang datang.

Syukurlah, orang Inggris ini beruntung menikmati bir sesekali yang dikirim ke garis depan konflik, dan ada banyak botol kosong di sekitarnya.

Tanpa pikir panjang, Speakman mengambilnya dan dengan fisiknya yang mendominasi ia mulai melemparkan sekeras yang dia bisa ke penyerang.

Tampak seperti strategi yang kalah, nyatanya serangan Speakman ini justru memberi unitnya cukup waktu untuk mundur ke posisi yang lebih baik, sebelum dikuasai sepenuhnya oleh gelombang manusia.

Speakman terluka di kaki namun terus berperang sampai dia kehabisan benda untuk dilempar dan unitnya berada di tempat yang aman.

Atas tindakannya hari itulah, dia menjadi penerima Victoria Cross pertama dari Perang Korea.

Meskipun Victoria Cross diajukan oleh Raja George VI, namun itu diberikan kepadanya oleh Ratu Elizabeth II yang membuatnya menjadi miliknya yang pertama.

Dia pulang sebagai pahlawan dan harta nasional.

Baca Juga: Bagaikan Tabur Garam di Atas Luka yang Masih Basah, Xi Jinping Sesumbar Sebut Negaranya Selamatkan Korea Utara dan Korea Selatan dari Konflik Perang, Mengapa Seoul Cuma Bisu?

Sebuah parade diberikan untuk menghormatinya, para tetangga membersihkan rumahnya sebagai persiapan untuk kedatangannya, dan anak-anak dipulangkan dari sekolah.

Speakman terus bertugas di ketentaraan sampai tahun 1967, menyaksikan aksi dalam Darurat Malaya, Konfrontasi Indonesia, dan Darurat Aden.

Pada tahun 2015, ia melakukan perjalanan kembali ke Korea Selatan bersama dengan veteran perang lainnya.

Di sana, dia menyumbangkan Victoria Cross-nya untuk Korea Selatan.

Dia percaya itu dimulai di sana, dan ketika dia mendekati akhir dari hari-harinya, dia pikir masuk akal bila meninggalkannya di sana untuk dinikmati anak cucu.

Pejuang tangguh ini meninggal pada 20 Juni 2018, pada usia 91 tahun.

Baca Juga: Waktu Militernya Masih Lemah Belum Punya Senjata Nuklir, Ternyata China Sudah Pernah Bikin Amerika dan Sekutunya Babak Belur dalam Peperangan Ini, Hanya Bermodalkan Taktik Sun Tzu

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait