Penulis
Intisari-Online.com - Selama pandemi, kita dituntut praktis dalam melakukan segala hal tanpa berkontak dengan orang lain.
Tanpa disadari hal ini telah memicu beberapa bidang pekerjaan harus melakukan semuanya serba dari rumah atau disebut work from home (WFH).
Namun pada prakteknya, WFH menimbulkan sisi negatif.
Tanpa disadari adanya kegiatan terisolasi yang membuat tubuh kita tidak bekerja dengan baik.
Mengapa demikian?
Dr. Andreas Prasadja, praktisi kesehatan tidur, dalam Press Launch Antangin Good Nightpada Rabu (17/3/2021), mejelaskan tubuh manusia memiliki sistem sirkadian atau sistem kerja biologis tubuh.
Pada dasarnya manusia dapat tahu kapan tidur dan bangun dari keberadaan matahari atau cahaya.
Namun karena intensitas seseorang berada di ruangan sama dengan pencahayaan dan rutinitas yang sama ternyata menganggu jam sirkadian tubuh untuk mengetahui kapan waktunya beristirahat.
Hal ini memicu seseorang untuk kesulitan tidur atau mengalami gangguan tidur seperti insomnia.
Masalah gangguan tidur ini juga dialami oleh para penyintas Covid-19 yang telah terisolasi cukup lama.
Padahal tidur berkualitas adalah salah satu kunci untuk meningkatkan imunitas.
Tak hanya gizi yang baik, olahraga yang benar, namun tidur juga perlu diperhatikan.
Tanpa tidur yang benar, semua yang dilakukan demi menjaga kesehatan tetap tidak optimal.
Selain imunitas terganggu, gangguan tidur juga dapat menyebabkan gangguan mood, obesitas karena keinginan makan terus-menerus akibat sistem sirkadian yang terganggu, kulit lebih cepat menua, dan terganggunya kemampuan memori mengingat.
Karenanya menjaga tidur berkualitas sangat penting.
Sebabsaat seseorang memiliki tidur berkualitas biasanya seseorang akan merasakan perasaan segar saat bangun karena tubuh telah melepaskan hormon kartisol.
Pelepasan hormon ini semasa tidur dapat meningkatkan imunitas.
Sangat disarankan untuk tidak mengunakan cahaya lampu atau gadget saat akan tidur, ini berguna agar tubuh dapat memproses melatonin yang membuat seseorang merasa mengantuk.
Selain itu tidur berkualitas juga berarti tidak terbangun di malam hari, dr. Andreas ia menyebutkan agar kita dapat tidur layaknya anak bayi (“sleep like baby”) artinya kita dapat tertidur pulas.
“Kalaupun terbangun di malam hari, kita tidak terjaga terlalu lama, dan segera tertidur,” jelasnya.
Untuk mengatasi gangguan tidur, dr. Andreas juga menyarankan untuk tidak mengonsumsi kafein maupun alkohol dan tidak beraktivitas di ruangan sama atau tempat tidur.
Selain itu mencoba ramuan herbal bisa menjadi salah satu mengatasi gangguan tidur, dr. Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, menjelaskan ada beberapa herbal yang layak dicoba seperti mengonsumsi ramuan akar valerian dapat meningkatkan rasa kantuk, herbal passiob flower yang dapat meredakan ketegangan, serta jahe untuk melemaskan otot.
Namun untuk kepraktisan, mengonsumsi Antangin Good Night bisa menjadi solusinya.
Produk ini mengklaim mampu memperbaiki kualitas tidur dan meredakan masuk angin dengan kombinasi herbal yang disebutkan dr. Inggrid.