Sudah Gelontorkan Rp34 Triliun demi Bisa Hancurkan China, Ambisi Taiwan itu Ternyata Baru Tercapai Tahun 2026, Terungkap Ini Strategi Taiwan Untuk Tumbangkan China

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi militer Taiwan

Intisari-online.com - Perselisihan antara Taiwan dan China memang telah berlangsung lama.

Untuk bertahan dari gempuran China andaikan perang pecah sewaktu-waktu, Taiwan telah mendatangkan banyak senjata dari AS.

Namun, untuk mencapai persenjataan kuat yang dibutuhan, Taiwan masih memiliki jumlah senjata yang kurang.

Taiwan hanya memiliki kurang dari 1.200 rudal anti-kapal, menurut perhitungan Angkatan Pertahanan Taiwan.

Baca Juga: Bukan Lagi Soal Sengketa Laut China Selatan, Amerika dan China Kemungkinan Bakal Menuju Perang Besar Gegara Taiwan, Ajak Sekutu Bangun Kapal Selam Nuklir SenilaiRp316 Triliun

Zhang Zheping, wakil direktur Pasukan Bela Diri Taiwan mengatakan bahwa persediaan rudal pulau itu saat ini tidak cukup untuk bertahan dari serangan angkatan laut China .

Sejak 5 Mei 2020, Taiwan telah menghabiskan 2,4 miliar dollar AS (Rp34 triliun) untuk membeli rudal anti-kapal AS Harpoon untuk mengisi kembali persenjataannya.

Namun, perlambatan dari AS membuat Taiwan tidak sabar.

Menurut Forbes, kontrak untuk membeli 400 rudal Harpoon dari AS akan membantu Taiwan memenuhi tujuannya.

Baca Juga: Habis-habisan Dukung Taiwan dari Serangan China, Amerika Rela Gelontorkan Miliaran Dollar untuk Bangun Kapal Selam Nuklir, Begini Rencananya

Taiwan akan memiliki 1.200 rudal anti-kapal untuk menenggelamkan setengah dari armada China.

Tujuan dari peningkatan kepemilikan rudal Taiwan adalah untuk mengubah pulau itu menjadi "landak yang tangguh" bagi Beijing.

Dengan asumsi peluang 50-70% untuk mencapai target setiap rudal anti-kapal, 1.200 rudal akan membantu pulau itu mengalahkan ratusan kapal perang China.

Ini bisa membantu Taiwan mempertahankan diri dari serangan dari Beijing.

Tentu saja, ini hanya kalkulasi berdasarkan teori Taiwan.

Menurut rencana, Taiwan akan menerima 400 rudal dari AS antara 2023 dan 2024.

Baca Juga: Congkak Karena Tak Takut dengan Negara Manapun, Pemimpin China Xi Jinping Disebut Salah Besar Karena Terlalu Menyepelekan Musuh hingga Dijuluki Ahli Strategi Terburuk

Namun, karena penundaan pihak AS, Taiwan mungkin harus menunggu hingga 2026 untuk memiliki cukup rudal.

Sambil menunggu pengiriman AS, Taiwan harus menambah jumlah rudal pertahanan pulau tersebut dengan memproduksi rudal seperti Hung Phong II dan Hung Phong III.

Dalam beberapa dekade terakhir, Taiwan sangat mengandalkan pengadaan senjata asing, terutama AS, untuk memperkuat pertahanannya.

Kekuatan militer pulau itu sebesar 23 juta orang diremehkan oleh China negara berpenduduk 1,4 miliar orang - sejauh ini.

Menurut CNN, pada akhir tahun 2020, China mengambil alih AS dan menjadi negara dengan kekuatan angkatan laut terbesar di dunia.

Pengeluaran pertahanan China 25 kali lipat dari Taiwan.

Baca Juga: Berhasil Kadali Militer China, Kapal Perusak Amerika Sukses Nyelonong Masuk ke Selat Taiwan, Bikin China Mencak-mencak Sampai Sebut Siap Perang Terbuka

"Rudal Harpoon yang dibeli Taiwan dari AS merupakan senjata pertahanan yang tidak terlalu menonjol," Scott Harold, pakar di Organisasi Strategis Internasional RAND (AS).

"Kekuatan pertahanan Taiwan setelah mengimpor cukup banyak rudal Amerika hanya dapat menahan serangan China," tambahnya.

Artikel Terkait