Penulis
Intisari-Online.com – Situs dan benda cagar budaya bukanlah jenis barang yang dapat diperbaharui, bersifat unik, dan tak ada duanya. Jika rusak, tak akan ada lagi bukti otentik tentang keberadaannya.
Tanpa bukti otentik itu, anak cucu kita bisa "tersesat" di masa depan sebab kehilangan akar masa lalunya.
Demikianlah ketika protes berhamburan begitu tinggalan Kerajaan Majapahit di situs Trowulan terancam rusak oleh pembangunan Pusat Informasi Majapahit.
Peninggalan sejarah dan arkeologi memang benda out of date, tapi bukan berarti bisa seenaknya dikorbankan demi kepentingan kekinian.
Ingatan tentang Majapahit harus terus dipelihara, karena ia besar dan kompleks.
"Impian tentang negara Indonesia menjadi nyata, kalau melihat Majapahit. Karena itu Majapahit secara visioner merupakan salah satu rujukan tentang Indonesia," tegas Sardono W. Kusumo, budayawan yang juga Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Berikut ini adalah tonggak-tonggak penting Kerajaan Majapahit, seperti diambil dari Majalah Intisari edisi Februari 2009, dalam tulisan Selamatkan Harta Karun Majapahit.
1292: Saat Khublai Khan mengirim 20.000 tentara untuk memberi pelajaran kepada Raja Kertanegara (Singasari), Majapahit hanyalah desa kecil di timur Sungai Brantas, dibangun setelah Raden Wijaya membuka Hutan Tarik.
1293: Tentara Khublai Khan dihancurkan Raden Wijaya. Raden Wijaya jadi Raja Majapahit, bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
1295: Pemberontakan Ranggalawe
1309: Pemberontakan Ra Gajah, diikuti Pawagal. Kertarajasa meninggal, digantikan putranya Kalagemet yang bergelar Jayanegara.
1311: Pemberontakan Lembu Sora.
1313: Pemberontakan Juru Demung.
1316: Pemberontakan Nambi.
1318: Pemberontakan Ra Semi.
1319: Pemberontakan Ra Kuti, Jayanegara terpaksa mengungsi ke Desa Bendander, dekat Bojonegoro.
1326: Pemberontakan ditumpas oleh pasukan pengawal raja pimpinan Gajah Mada. Gajah Mada diangkat jadi Patih di Kahuripan.
1328: Jayanegara mangkat, digantikan adiknya, Tribhuanatunggadewi.
1331: Peperangan dengan Sadeng dan Keta diselesaikan oleh Gajah Mada, yang lantas diangkat menjadi Mahapatih, menggantikan Arya Tadah.
1334: Wilayah Majapahit semakin luas, meliputi pantai barat Irian sampai Langkasuka di Semenanjung Tanah Melayu.
1343: Gajah Mada mengadakan ekspedisi militer ke P. Bali.
1350: Tribhuanatunggadewi undur diri.
1351: Hayam Wuruk dinobatkan jadi raja dengan gelar Sri Rajasanegara.
1357: Ekspedisi militer ke P. Lombok, dipimpin Tumenggung Lembu Nala.
1364: Tragedi Perang Bubat (Majapahit vs Sunda Galih). Gajah Mada meninggal.
1365: Mpu Prapanca menggubah Negarakertagama.
1372: Tribhuanatunggadewi meninggal.
1377: Majapahit menyerang Palembang.
1389: Hayam Wuruk wafat, digantikan putrinya Kusumawardhani.
1397: Suhita (anak Wardhani) naik takhta.
1401: Perang Paregreg antara Wikramawardhana (Majapahit) dengan Wirabhumi (Blambangan) menjadi bibit perang saudara.
Baca Juga: Kekaisaran Khmer, Monarki Raksasa di Asia Tenggara yang Tak Kalah Digdaya Dibanding Majapahit
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari