Produsen Vaksin Sputnik V Geram, Saat Beberapa Negara Eropa Sudah Setuju Vaksin Tersebut, Pejabat Senior Uni Eropa Justru Peringatkan Hal Ini

Tatik Ariyani

Penulis

Seorang perawat di rumah sakit pemerintah di Moscow sedang mempersiapkan vaksin Covid-19 Sputnik V untuk disuntikkan kepada relawan.

Intisari-Online.com -Produsen vaksin Sputnik V juga menyatakan, produknya sudah disetujui oleh 46 negara.

Pekan lalu EMA yang berbasis di Amsterdam meluncurkan tinjauan bergulir terhadap vaksin Sputnik V.

Ini adalah langkah kunci untuk memberi persetujuan vaksin non-Barat pertama yang disuntikkan ke 27 negara anggota blok itu.

Baca Juga: Kabar Gembira! Harapan Baru Untuk Hancurkan Covid-19 Makin Nyata, Tak Melulu Soal Antibodi dari Vaksin Covid-19, Ilmuwan Sebut Hal Dalam 'Tubuh Manusia' Ini Ternyata Mampu Hancurkan Covid-19, Apa Itu?

Hongaria menyetujui vaksin Covid-19 Sputnik V dan mulai menggunakannya sebagai bagian dari peluncuran vaksinnya.

Sementara itu Republik Ceko dan Slovakia juga sudah memesan dosis vaksin virus corona tersebut, serta tidak akan menunggu persetujuan EMA.

Kemudian Wirthumer-Hoche saat ditanya tentang kemungkinan Austria menempuh cara yang sama, dia menjawab, "Ini agak seperti Russian Roulette."

Baca Juga: Sudah Mulai Diberikan pada Masyarakat, Bila Alami Tidak Enak Badan Usai Terima Vaksin Covid-19, Coba Konsumsi Makanan Ini!

Rusia mengatakan, siap menyediakan dosis untuk 50 juta orang Eropa segera setelah Sputnik V disetujui.

Namun, rupanya pejabat senior Uni Eropa tak sepenuhnya menyarankan penggunaanvaksin Sputnik V Rusia di negara-negara Eropa.

Produsen vaksin Sputnik V Rusia pada Selasa (9/3/2021) menuntut permintaan maaf dari badan obat-obatan Uni Eropa.

Alasannya adalah, karena pejabat senior badan tersebut memperingatkan negara-negara anggota agar tidak terburu-buru mengesahkan vaksin Covid-19 tersebut.

Para pejabat senior tadi juga menyamakan pengesahan darurat vaksin virus corona Sputnik V seperti permainan Russian Roulette.

Baca Juga: Jasadnya Dibeton, Ini Kisah Tragis Junko Furuta yang Disekap Selama 44 Hari, Disiksa hingga Dirudapaksa

AFP mewartakan, beberapa negara Uni Eropa sudah menyalurkan vaksin corona Sputnik V sebelum mendapat persetujuan blok tersebut.

Langkah itu dikritik ketua Badan Obat Eropa (EMA), Christa Wirthumer-Hoche pada Senin (8/3/2021).

"Kami menuntut permintaan maaf secara publik dari EMA Christa Wirthumer-Hoche atas komentar negatifnya pada negara-negara Uni Eropa yang secara langsung menyetujui Sputnik V," tulis produsen vaksin tersebut di Twitter.

"Komentar-komentarnya menimbulkan pertanyaan serius tentang kemungkinan campur tangan politik dalam tinjauan EMA yang sedang berlangsung," kata mereka.

Artikel Terkait