Ingin Menikah di Tengah Pandemi? Periksa Ini Dulu!

Ade S

Penulis

Banyak pasangan yang mendamba anak di pernikahan

Intisari-Online.com -Pandemi ternyata tak menyurutkan keinginan para pasangan untuk membangun mahligai rumah tangga.

Ini terbukti dari data Kementrian Agama RI yang mencatat hingga 3 maret 2021 ada 272.968 peristiwa pernikahan yang terjadi di Indonesia.

Bagi para pasangan yang telah menyiapkan diri untuk menuju tahap ini sebaiknya telah mempersiapkan diri dari segi finansial, mental, maupun kesehatan.

Sayangnya, sebagian masih ada yang tutup mata mengenai masalah kesehatan ini, padahal melakukan pemeriksaan medis pranikah sangatlah penting untuk kualitas pernikahan.

Dengan melakukan tes medis pranikah kita dapat mengetahui kondisi kesehatan pasangan masing-masing yang nantinya akan mempengaruhi kondisi kehamilan dan kualitas keturunan kedepan, salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan reproduksi.

Melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi dari kedua belah pihak menjelang pernikahan dapat mengantisipasi infertilitas (gangguan kesuburan) serta menghindari permasalahan internal terkait ketidakhadiran anak bagi pasangan yang mendamba anak.

Gangguan kesuburan ini bisa berasal dari dua pihak.

Presentasenya antara pria dan wanita adalah sama, yakni 35 % persen berasal dari pria, 35% dari perempuan, 20% adalah kombinasi kedua belah pihak, dan 10% karena faktor yang tidak dapat dijelaskan.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Mafia Yakuza Jepang, Meski Jalankan 'Bisnis Haram' Yakuza Mengaku Keuangannya Babak Belur Dihajar Covid-19, Sang Bos Hanya Bisa Pasrah

Menurut dr. Aida Riyanti, Sp.OG-KFER, MRep.Sc, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF (In – Vitro Fertilization) Centre dan RS Pondok Indah, banyak faktor penyebab infertilitas yang akan diketahui lewat pemeriksaan dasar, yakni analisis sperma pada pria dan pemeriksaan hormon, ultrasonografi transvaginal, maupun histerosalpingografi pada perempuan.

“Pada laki-laki, infertilitas dapat disebabkan oleh gangguan pada sperma, dari jumlah, bentuk, kemampuan sperma bergerak, hingga materi genetik (DNA) sperma. Sedangkan pada perempuan, infertilitas dapat disebabkan oleh adanya gangguan pematangan sel telur (ovulasi), adanya sumbatan atau infeksi pada saluran indung telur, masalah pada rahim, serta adanya gangguan pada rahim/indung telur seperti kista cokelat (endometriosis),” papar dokter Aida dalam konferensi pers, Kamis (4/2/2021).

Yanwar Hadiyanto, MARS, selaku Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group menuturkan bahwa permasalahan infertilitas ini dapat ditangani dengan pelayanan yang ada di RS Pondok Indah IVF Centre yang merupakan one-stop fertility clinic.

Sehingga kebutuhan layanan mengenai infertilitas dapat dikerjakan di satu tempat yang ditunjang teknologi canggih serta modern bertaraf internasional yang berbeda dengan teknologi konvesional.

Bagi pasangan yang telah menikah dan tak kunjung hamil selama setahun namun rutin melakukan hubungan seksual 2-3 kali seminggu selama setahun juga dapat menggunakan layanan ini.

Seperti, bayi tabung, metode inseminasi dan induksi ovulasi.

Salah satu teknologi canggih yang mendukung keberhasilan bayi tabung di RS Pondok Indah IVF Centre adalah pre-implantation genetic testing for aneuploidy (PGT-A) untuk mendeteksi kelainan genetik embrio serta mengurangi risiko keguguran.

Kemudian ada juga Time-lapse Incubator yaitu alat inkubator terkini yang terdiri dari beberapa bilik yang dilengkapi kamera dan mikroskop di masing-masing bilik guna menangkap gambaran perkembangan embrio setiap lima menit sekali, tanpa harus mengeluarkannya dari inkubator.

Baca Juga: Sadar Tumpukan Medali Emas yang Diraihnya Kini Tak Bisa Lagi Mengisi Perut Keluarganya yang Kelaparan, Atlet Panahan Ini Pasrah Jual Gorengan Kala Pandemi Covid-19, 'Semua Adik Saya Berhenti Sekolah'

Setiap pasien akan mendapatkan satu bilik inkubator embrio tersendiri dan terpisah dengan embrio milik pasien lain.

Menurut dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG-KFER, M.Sc, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah, semakin dini pasangan suami-istri dengan infertilitas melakukan pemeriksaan dan melakukan program reproduksi berbantu, maka semakin besar pula peluang keberhasilan untuk mendapatkan kehamilan.

“Keberhasilan program bayi tabung mencapai angka tertinggi jika calon ibu berusia di bawah 35 tahun. Semakin dini pasangan suami-istri dengan infertilitas melakukan pemeriksaan dan melakukan program reproduksi berbantu, maka semakin besar peluang keberhasilan untuk mendapatkan kehamilan,” ungkap dr. Yassin di konferensi pers, Kamis (4/2/2021).

Peluang ini tentu berlaku untuk pasangan yang akan menikah.

Baca Juga: ‘Dunia Harus Belajar Hidup dengan Covid-19’, Bukan Lagi Pandemi, WHO Simpulkan Virus Corona Bisa Jadi Endemik

Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan .

Dengan mengetahui sejak dini kita dapat mengantisipasi gangguan kesuburan ini.

Melalui layanan dan teknologi canggih setidaknya ada harapan untuk membantu setiap problem manusia.

Baca Juga: Kemenkominfo Luncurkan Prangko Khusus, Tandai Kesiapan Perangi Covid-19

Artikel Terkait