Find Us On Social Media :

BPK Apresiasi Program Akselerasi Transformasi Digital Kemenkominfo

By Fathia Yasmine, Kamis, 4 Maret 2021 | 20:19 WIB

Menteri Kominfo Johnny G. Plate dan Anggota III BPK Achasul Qosasi dalam acara Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) dari Anggota III BPK, di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (04/03/2021). -

Intisari-Online.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menegaskan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan syarat mendorong masyarakat untuk bermigrasi dari ruang fisik ke ruang digital. 

Upaya itu, menurut Johnny, pada saat bersamaan perlu diukur dengan aspek akuntabilitas dan hasil capaian kinerja yang juga diapresiasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 

Hal itu menjadi tugas yang tidak mudah, mengingat pandemi Covid-19 mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) selalu siaga dan menyiapkan masyarakat Indonesia bergerak dan bermigrasi ke dunia digital.

“Kemenkominfo mempunyai tugas untuk menyiapkan semua sarana dan prasarana infrastruktur, yang memungkinkan migrasi berjalan dengan baik dan cepat, ini tentu tidak mudah,” ujar Johnny dalam acara Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu (PDTT) dari Anggota III BPK, di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Kamis, (4/3/2021).

Baca Juga: Kecil Kemungkinan Bakal Selesai Tahun 2021, Inilah Ramalan WHO Mengenai Kapan Berakhirnya Pandemi Covid-19

Adapun di tengah berbagai upaya dan komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur TIK, muncul berbagai tantangan lain berupa tantangan geografis, demografi, kultural, bahkan tantangan birokrasi yang juga tidak tidak mudah. 

Oleh karena itu, Kemenkominfo hadir mengambil peran dan bagian penting pembangunan infrastruktur khususnya di wilayah terdepan, terluar dan terpencil (3T).

“Tidak mudah menerjang badai, melewati selat, ngarai, mendaki gunung, bukit dan lembah bukan hal yang gampang. Di NTT ternyata masih lebih mudah dibandingkan pedalaman Kalimantan, Papua yang luar biasa tantangannya. Tidak saja tantangan alam, bahkan tantangan kamtibmas yang luar biasa dan tidak mudah,” kata Johnny saat menjelaskan tantangan menyatukan Indonesia lewat teknologi digital.

Meskipun dihadapkan pada banyaknya tantangan, seluruh pengabdian sivitas Kementerian Kominfo merupakan komitmen yang tidak akan dipisahkan dari capaian yang juga harus didukung dengan setidaknya dua indikator akhir.

Baca Juga: Disembunyikan di Bawah Tanah Berlapiskan Lima Beton, Inilah 'Kiamat' yang Disembunyikan Iran, Dijamin Buat Geger Amerika Jika Dikeluarkan

“Yang pertama adalah pekerjaan kita akuntabilitasnya harus bisa dipertanggungjawabkan, akuntabilitas dan prudennya proses itu dari apa? Dari laporannya BPK, laporan itu yang menentukan bahwa itu dilaksanakan dengan baik,” ujarnya.

Capaian kedua adalah output atau hasil dari seluruh program Kementerian Kominfo yang dirasakan oleh masyarakat. Johnny mengibaratkan ketika seseorang membangun bendungan yang berkualitas baik tapi aliran air justru tidak sampai di sawah, maka bendungan itu tidak ada gunanya.

“Demikian pula Kemenkominfo, kita boleh bersama operator seluler membangun backbone besar-besaran, tapi kalau signal tidak tersedia maka tidak ada gunanya. Air sampai di sawah belum tentu rakyat bisa panen dengan berhasil, signal sampai di pemukiman rakyat belum tentu bisa dimanfaatkandengan baik, masih ada tugas-tugas lanjutannya yang luar biasa yang harus kita lakukan,” tandasnya. 

Akselerasi digitalisasi

Menurut Johnny, menyambut era transformasi digital merupakan bagian penting dari kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur digital dan telekomunikasi 

“Ini merupakan suatu hal yang harus disambut dengan baik, sekaligus mempersiapkan Indonesia memasuki era baru, era digital, Indonesia to world a digital nation,” ujarnya.

Wujud nyata dari pentingnya transformasi digital Indonesia dapat dilihat dari bagaimana kesiapan negara maju dan berkembang di dunia sudah berbicara mengenai teknologi 6G, sedangkan Indonesia untuk memulai 5G dan menyelesaikan 4G saja belum.

“Jadi kita gak ada pilihan selain harus bergerak maju, dan itu untuk mengasistensi masyarakat, Kemenkominfo harus berada di depan baik sebagai pelaku langsung untuk wilayah yang tidak terjamah oleh operator seluler maupun sebagai regulator untuk menyiapkan ekosistem secara keseluruhan untuk bergerak bersama-sama,” jelasnya.

Selanjutnya, Menteri Johnny menyambut baik temuan rekomendasi dan perbaikan dari BPK yang harus dilakukan oleh seluruh ekosistem di Kemenkominfo, sehingga relasi dan kerjasama antara BPK dan Kementerian Kominfo patut diapresiasi.

Baca Juga: Pahami Ciri-ciri dan Cara Menghindari Star Syndrome, Penyakit Psikologis Bisa Terjadi pada Siapa Saja

“Relasi ini terbentuk karena kesamaan cita-cita, kesamaan cara berpikir, ini saya kira yang rekan-rekan di Kemenkominfo sama-sama tahu dan perlu tindaklanjuti,” tandasnya. 

Apresiasi BPK

Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi mengapresiasi kinerja Kementerian Kominfo dalam tugas dan fungsi yang diberi mandat untuk membangun infrastruktur sebagaimana yang menjadi nawacita Presiden Joko Widodo. 

Menurut Achsanul, berdasarkan hasil pemeriksaan PDTT, Menteri Kominfo beserta jajaran berhasil karena dilihat dari backbone serat optik di seluruh Indonesia saat ini sudah tersedia.

“(Membangun infrastruktur TIK) bukan kerja yang mudah, itu pasti kerja dengan begitu banyak fitnah, begitu banyak isu, begitu banyak tantangan di lapangan terutama di kawasan-kawasan yang daerahnya tidak seperti pulau Jawa,” ujarnya.

Baca Juga: Putus Asa Sejadi-jadinya, Venezuela Sampai Ambil Risiko Pasrahkan Sisa-sisa Emasnya ke Negara yang Presidennya Saja Diculik dan Ditodong Pistol oleh Militer

Selain itu, Achasul juga melihat capaian lain seperti membangun Base Transceiver Station (BTS) sampai di daerah terpencil, menghadirkan Program Digital Talent Scholarship (DTS), sertaberbagai program dan kebijakan lainnya.

“Bapak (Menkominfo Johnny G. Plate) tidak hanya menyiapkan platform tapi juga menyediakan aplikasi, bahkan kontennya juga disiapkan. Itu kan bagian dari partisipasi Kemenkominfo kepada negara, yang dibiayai oleh negara dan dilaksanakan secara cepat,” imbuhnya.

Kementerian Kominfo telah meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2016 oleh BPK. Pada Agustus 2019 lalu, Achsanul juga menyerahkan opini WTP atas Laporan Keuangan Kementerian Kominfo Tahun 2019 kepada Menkominfo Johnny.