Meskipun Uni Soviet membantu merintis sistem rudal anti-balistik pertama, teknologi Rusia tertinggal di belakang Barat, dan terutama Israel.
Amerika Serikat dan Israel (sering kali bekerja sama) mengerahkan sumber daya yang sangat besar untuk mengembangkan sistem pertahanan terhadap berbagai proyektil balistik.
Di pihak AS, upaya tersebut sebagian besar terkonsentrasi pada rudal balistik jarak menengah dan jarak jauh.
Sementara di Israel, mereka berfokus pada seluruh rangkaian ancaman, termasuk roket berbiaya rendah dan berteknologi rendah.
Proyektil balistik tidak menimbulkan ancaman besar bagi Rusia saat ini, tetapi jika upaya Moskow untuk meningkatkan jaringan pertahanan udaranya terus berhasil, rudal semacam itu mungkin kembali mewakili papan pusat pencegah NATO.
Jika demikian, sistem rudal anti balistik akan kembali menjadi komponen kunci dari strategi pertahanan Rusia.
2. SPIKE