Penulis
Intisari-Online.com- Sebagai suku bangsa dari Skandinavia, bangsa Viking dikenal berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan paling terkenal sebagai perompak terkenal sejak tahun 800 sampai 1050.
Mereka menjarah, menduduki dan berdagang sepanjang pesisir, sungai dan pulau di Eropa dan pesisir timur laut Amerika Utara, serta bagian timur Eropa sampai ke Rusia dan Konstantinopel.
Di balik keonaran yang mereka ciptakan, bangsa Viking pun memiliki ritual unik seperti bangsa lainnya.
Selain upacara kematian dan pemakaman Raja Viking yang terkesan mengerikan karena harus disertai dengan pembunuhan seorang budak wanitanya, ritual pernikahan Viking juga menarik.
Pernikahan bagi bangsa Viking adalah hal yang sangat sakral dan perlu banyak persiapan.
Sebelum pernikahan, calon mempelai wanita harus melepas kransen yang melingkar di kepalanya.
Kransen ini adalah sebuah lingkaran (headband) yang dikenakan oleh wanita yang belum menikah dan biasanya mereka mengurai rambutnya tanpa hiasan lain selain kransen.
Saat menikah, mereka akan memakai mahkota pernikahan dan kransen tersebut disimpan untuk diwariskan pada putrinya kelak.
Calon mempelai pria harus mendapatkan pedang dari salah satu leluhurnya.
Pedang bisa didapat dengan membuka kembali kubur leluhur yang telah mati untuk mengambil pedangnya, atau meminta dari seorang kerabat yang masih hidup.
Saat upacara nanti, mempelai pria akan membawa pedang dan mungkin juga palu untuk melambangkan Thor.
Thor dipercaya sebagai dewa bagi bangsa Viking, begitu pula Odin, ayah Thor.
Pernikahan harus dilakukan pada hari Jumat. Hari Jumat dipercaya adalah hari yang baik untuk kesuburan wanita karena Hari Frigg (Dewi Kesuburan) juga jatuh pada hari Jumat.
Sebelum upacara dimulai, pasangan pengantin harus berdoa untuk mendapat perhatian para dewa.
Mereka akan mengorbankan seekor hewan kepada dewa demi kelancaran acara pernikahan dan hubungan keluarga yang baik serta harmonis.
Dalam upacara pernikahan ini, pengantin pria akan memberikan pedang dari leluhurnya untuk disimpan oleh istrinya dan diturunkan pada anak laki-laki mereka kelak.
Baru setelah pedang diserahkan, mereka bertukar cincin dan melakukan sumpah pernikahan.
Kedua mempelai akan diarak menuju aula desa untuk berpesta.
Namun sebelum masuk, pengantin pria akan menancapkan pedangnya ke sebuah pilar pintu.
Semakin dalam pedang itu tertancap, maka semakin banyak keberuntungan dan anak-anak yang akan mereka miliki nanti.
Pesta akan berlangsung dengan meriah dan pengantin baru harus menyediakan minuman arak (ale pengantin) malam itu hingga untuk satu bulan ke depan.
Pada akhir pesta, tibalah saat yang paling ditunggu oleh pengantin yaitu malam pertama.
Jangan harap pengantin Viking bisa melewati malam pertama dengan romantis dan berdua saja.
Baca Juga: Rahasia Terkunci dalam Terompet pada Bangkai Kapal USS Houston, Seberapa Pentingkah Terompet Itu?
Harus ada seorang saksi yang akan menemani mereka berhubungan intim di malam pertama hingga tidur dan bangun di esok paginya.
Itu dilakukan agar saksi dapat mengatakan bahwa persatuan mereka telah disempurnakan.
Keesokan paginya, rambut pengantin wanita akan diikat dan ditutup dengan kain untuk menunjukkan statusnya sebagai seorang istri.
Suami harus memberikan kunci rumah pada istrinya sebagai simbol mereka akan tinggal bersama.
Lalu berakhirlah upacara pernikahan dua insan bangsa Viking yang jatuh hati dan mereka bersiap menjalani rumah tangga mereka hingga maut memisahkan.
Tahun 1066 dapat dilihat sebagai titik akhir Zaman Viking.
Tahun ini menandai kematian Harald Hardrada, yakni raja besar terakhir Viking, di Pertempuran Stamford Bridge.
(Aulia Dian Permata)