Gadis Misterius hingga Tulang-belulang 10.000 Orang, 'Kota Orang Mati' Dargavs Simpan Rahasia yang Tak Terpecahkan hingga Kini

Tatik Ariyani

Penulis

Dargavs, Kota Orang Mati di Rusia

Intisari-Online.com -Semua lelaki di sebuah desaDargavs terpikat oleh gadis misterius yang muncul di desa tersebut.

Gadis yang istimewa itu tidak diketahui dari mana asalnya ataudengan apa gadis itu mencapai desa tersebut.

Bahkan, dengan mata dan hati yang 'tersihir' para lelaki meninggalkan keluarga dan pekerjaan mereka.

Mereka mulai berkelahi satu sama lain demi memperebutkan kesempatan untuk bisa menikahi sang gadis.

Baca Juga: Kromosomnya Hancur dan Sel Darah Putih Nyaris Nol, Inilah Hisashi Ouchi, Manusia dengan Paparan Radiasi Nuklir Terbesar dalam Sejarah

Beberapa pria tewas dalam perselisihan berdarah dan gadis itu pun di bawa ke dewan penatua.

Tetapi, para anggota dewan pun turut terpikat oleh keistimewaan dan kemolekan gadis asing tersebut sehingga mereka berdebat dan melupakan sopan santun.

Legenda itu berakhir dengan diusirnya sang gadis oleh para wanita di desa yang hendak menghentikan kekacauan.

Gadis itu diusir entah ke mana dengan tuduhan "penyihir" yang melekat kepadanya."

Baca Juga: Temui Pee Wee Gaskins, Kriminal Paling Produktif dalam Sejarah Carolina Selatan yang Melayangkan Nyawa 90 Orang Tak Bersalah

Itulah salah satu legenda dari sejarah terbentuknya "Kota Orang Mati" Dargavs di Rusia.

Tepat di luar desa terpencil di Dargavs, terdapat sebuah permakaman nekropolis bernuansa abad pertengahan.

Dengan permakaman kuno yang menyimpan sisa-sisa tulang belulang manusia berjumlah lebih dari 10.000 orang, kota Dargavs terkenal dengan julukan "Goroda Myortvhikh" atau Kota Orang Mati.

Banyak di antara tulang belulang yang terbaring itu masih berbalut pakaian dan harta benda mereka.

Beberapa penduduk meyakini bahwa siapa pun yang masuk ke sana, tidak akan pernah kembali hidup-hidup.

Melansir BBC, sejarawan Lyudmila Goboeva mengatakan bahwa banyak legenda dan misteri yang meliputi permakaman nekropolis itu.

Sejak abad ke-16, hamparan tanah pertanian Dargavs, bagian utara Ossetia, Rusia yang terpencil ini telah digunakan sebagai permakaman. Asal-usulnya masih menjadi misteri.

Salah satu teori yang cukup kuat mengatakan bahwa wilayah itu telah diinvasi Mongol-Tatar pada abad ke-13.

Baca Juga: Nekat Menyamar sebagai Dokter, Polisi Menyusup ke Bangsal Covid-19 dan Menangis Menyaksikan Ayahnya Meninggal

Para penduduk lokal yang tinggal di sepanjang lembah pegunungan Kaukasus sepanjang 17 kilometer itu pun mulai membuat semacam bangunan kecil di atas tanah untuk menghemat tempat karena invasi tersebut.

Teori lainnya, kota itu diciptakan oleh tradisi Indo-Iran yang didirikan oleh seorang Sarmati, orang keturunan Iran yang ahli menunggang kuda dan berperang, yang bermigrasi dan menetap di Rusia selatan dan mengubur jenazah kalangan mereka di atas tanah untuk menghormati wilayah itu.

Situs itu kini memiliki 99 bangunan makam beratap lengkung bergaya abad pertengahan yang masih sangat terpelihara dengan jendela tunggal.

Beberapa mayat di dalamnya masih sangat terawat sehingga daging dan kulit mereka masih menempel di tulang.

Pendapat lain mengatakan, bangunan makam itu adalah bukti bahwa pada abad ke-17 dan 18 kawasan itu dilanda wabah kolera.

Mereka yang jatuh sakit, dengan sukarela pergi ke bangunan-bangunan kecil itu dengan berbekal sedikit makanan dan air pada detik-detik terakhir hidup mereka agar tidak menulari yang lain.

Dalam bahasa lokal Ossetia, sebuah tulisan dengan cat merah terukir, "Pandangilah kami dengan cinta. Dulu kami sepertimu, dan kamu akan seperti kami."

Tidak diketahui siapa yang membuat tulisan itu, namun selama berabad-abad, bangunan makam kecil dengan jendela tunggal dan tulisan itu menjadi daya tarik.

Baca Juga: Bukannya Langsung Menekan Militer Myanmar, AS Justru Jadikan China Sasaran Untuk Menekan Kudeta Myanmar, Memangnya Ada Hubungan Apa China dan Kudeta Myanmar?

Ada juga yang menceritakan bahwa mereka yang sakit masuk ke dalam peti mati kayu yang dibuat menyerupai perahu. Salah satu mayat bahkan ditemukan berbaring di sisi dayung.

Beberapa sejarawan berpikir, penduduk kuni saat itu mungkin percaya bahwa dengan mati di dalam peti mati kayu berbentuk sampan akan "memudahkan mereka menyeberangi sungai menuju surga".

Sejak 2016, situs Kota Orang Mati Dargavs mulai banyak diminati wisatawan dengan orang-orang dari Kaukasus Utara berbondong-bondong mengunjungi tempat "mengerikan" itu.

Sayangnya, situs yang bernilai daya tarik wisata itu kurang mendapatkan perlindungan dari pemerintah setempat kala itu.

Para wisatawan yang tidak bermoral biasanya akan mencuri beberapa tengkorak dan bahkan membuat asbak atau pemberat kertas dari tulang-tulang yang mereka "comot" dari situs itu, seperti dilansir dariRossiskaya Gazeta.

Padahal, tulang-tulang itu bukanlah tulang tiruan, melainkan tulang belulang dan kerangka asli dari jasad manusia yang pernah tinggal dan hidup di Dargavs sekitar 600 atau 700 tahun yang lalu.

Sebagian besar tulang belulang itu ironisnya telah dicuri selama 20 tahun terakhir.

Artikel Terkait