Find Us On Social Media :

Somalia dan Sudan Selatan Negara Paling Korup di Dunia, Bagaimana dengan Indonesia?

By Khaerunisa, Kamis, 18 Februari 2021 | 21:10 WIB

ilustrasi negara paling korup di dunia

Intisari-Online.com - Lebih dari dua pertiga negara-negara di dunia punya skor transparansi di bawah 50, tapi inilah negara paling korup di dunia.

Mereka di antaranya Sudan Selatan, Somalia, Yaman, Venezuela, Sudan, Equatorial Guinea, Libya.

Itulah negara-negara yang menempati peringkat terbawah Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang disusun Transparency International dari tahun 2020.

Disusun peringkat dari 180 negara dan wilayah berdasarkan persepsi tingkat korupsi sektor publik menurut para ahli dan pengusaha.

Baca Juga: Negara Paling Korup di Dunia, Ini Fakta Mencengangkan Tentang Ekonomi Venezuela, Dulu Negara Terkaya Amerika Selatan Kini Mengalami Krisis Terburuk!

Digunakan skala nol hingga 100, di mana nol sangat korup dan 100 sangat bersih.

Transparency Internasional mengatakan, rata-rata skor Indeks Persepsi Korupsi dari 180 negara adalah 43.

Angka tersebut menggambarkan betapa suram korupsi di berbagai negara di dunia.

Memprihatinkan sekaligus tidak mengejutkan, karena hasil tersebut seperti yang ditunjukkan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Kerahkan Pasukan Militer Besar-besaran, India dan China Terlibat Pertarungan Lagi di Perbatasan, Puluhan Tentara Dilaporkan Terluka, Perang Dunia 3 Dimulai?

Dikatakansebagian besar negara hanya membuat sedikit atau tidak sama sekali terkait kemajuan dalam menangani korupsi dalam hampir satu dekade.

Data terbaru menunjukkan bahwa peringkat terbawah Indeks Persepsi Korupsi masih dihuni oleh negara-negara yang sejak lama berada di peringkat tersebut sebagai negara paling korup.

Negara terbawah adalah Sudan Selatan dan Somalia (tercatat peringkat 179), dengan skor masing- masing 12.

Somalia menunjukkan peningkatan dibanding tahun lalu, dari skor 9 menjadi 12. Namun, Sudan Selatan hanya mencatatkan skor yang sama.

Baca Juga: Misteriusnya Sosok Xi Jinping, Foto Anak dan Saudara Iparnya Bocor di Internet Saja Langsung Tangkap Warganet yang Menyebarkannya, Hukumannya Bikin Ngelu

Suriah (tercatat peringkat 178) mengikuti kedua negara tersebut dengan skor transparansi 14. Kemudian dengan selisih satu angka, 15, adalah Yaman dan Venezuela (tercatat peringkat 176).

Sudan dan Equatorial Guinea (tercatat peringkat 174), yang tahun lalu memiliki skor 16, kini mencatatkan skor yang sama. Sementara Libya (tercatat peringkat 173) memiliki skor 17.

Itulah beberapa negara yang kini berada di peringkat paling bawah Indeks Persepsi Korupsi, dinilai paling menjauhi nilai sempurna untuk negara yang bersih dari korupsi.

Sementara itu, negara yang menempati peringkat teratas untuk skor Indeks Persepsi Korupsi terbaru adalah Denmark dan Selandia Baru, dengan skor 88, diikuti oleh Finlandia, Singapura, Swedia dan Swiss, dengan skor masing-masing 85.

Baca Juga: Kini Dipelajari India untuk Kalahkan China di Lembah Galwan, Nyatanya Tibet Pernah Hampir DIjual oleh India ke China yang Pernah Hampir Bersekutu Menguasai Dunia

Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut Transparency International 2020, Indonesia berada di peringkat ke-102, dengan skor transparansi 37.

Melihat angka tersebut, artinya skor Indonesia di bawah rata-rata seluruh negara di dunia.

Melansir Kompas.com, Manajer Riset TII Wawan Suyatmiko mengatakan bahwa skor IPK Indonesia menurun dibanding tahun 2019.

"CPI Indonesia tahun 2020 ini kita berada pada skor 37 dengan ranking 102 dan skor ini turun 3 poin dari tahun 2019 lalu," kata Wawan dalam konferensi pers melalui akun Facebook TII, Kamis (28/1/2021).

Baca Juga: Salah Satu Militer Paling Kuat di Dunia, Ternyata Inggris Anti Memaksa Warganya Masuk Militer hingga Bekali Tentara dengan Pakaian Dalam Antimikroba!

Wawan mengatakan, turunnya angka IPK tersebut juga membuat posisi Indonesia melorot menjadi peringkat 102 dari 180 negara yang dinilai IPK-nya. Sebelumnya, Indonesia berada di posisi 85. 

"Jika tahun 2019 lalu kita berada pada skor 40 dan ranking 85, ini 2020 kita berada di skor 37 dan ranking 102. Negara yang mempunyai skor dan ranking sama dengan Indonesia adalah Gambia," ujar Wawan.

Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, IPK Indonesia berada di peringkat lima di bawah Singapura (85), Brunei Darussalam (60), Malaysia (51), dan Timor Leste (40).

Wawan mengatakan, dari 9 sumber data yang digunakan untuk mengukur IPK tahun 2020, ada lima sumber data yang skornya turun dibandingkan tahun 2016.

Sumber data yang skornya turun itu ialah PRS International County Risk Guide, IMD World Competitiveness Yearbook, Global Insight Country Risk Ratings, PERC Asia Risk Guide, dan Varieties of Democracy Project.

Baca Juga: Wajib Langsung Mati atau Terpaksa Harus Bidik Kepala, Pengakuan Menyesakkan Mantan Algojo Hukuman Mati di Nusakambangan

Sementara itu, ada tiga sumber data yang skornya stagnan yakni World Economic Forum EOS, Bertelsmann Foundation Transform Index, dan Economist Intelligence Unit Coutry Ratings; serta satu sumber data yang skornya meningkat yaitu World Justice Project-Rule of Law Index.

"Penurunan terbesar yang dikontribusikan oleh Global Insight dan PRS dipicu oleh relasi korupsi yang masih lazim dilakukan oleh pebisnis kepada pemberi layanan publik untuk mempermudah proses berusaha," kata Sekretaris Jenderal TII Danang Widoyoko.

Sementara itu, penurunan demokrasi yang dikontribusikan pada varieties of democracy menggambarkan korupsi politik masih terjadi secara mendalam dalam sistem politik di Indonesia.

"Sedangkan kenaikan dua poin pada World Justice Project – Rule of Law Index perlu dilihat sebagai adanya upaya perbaikan supremasi hukum," kata Danang menambahkan.

Baca Juga: Manfaat Air Rebusan Jahe Kunyit dan Sereh yang Tak Boleh Anda Lewatkan

Korupsi merupakan masalah yang terus ada, tampak begitu sulitnya dibasmi, mengganggu kesejahteraan masyarakat di berbagai negara di dunia.

Korupsi semakin memperparah kondisi negara-negara yang memang telah menghadapi berbagai masalah lain seperti kemiskinan dan ketidakstabilan politik.

Namun, tahun 2020 dapat dikatakan lebih berat dari tahun-tahun lainnya, diakibatkan dunia yang dihadapkan pada pandemi Covid-19.

Transparency International mengungkapkan, bahwa korupsi terus-menerus merongrong sistem perawatan kesehatan dan memberikan kontribusi untuk kemunduran demokrasi di tengah COVID-19 pandemi.

Baca Juga: Jangan Asal Lihat 'Bandelnya' Iran dan Korut, Setiap Negara di Dunia Tak Boleh Asal Sembrono Begitu Saja Membuat Bom Nuklir, Mengapa?

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari