Find Us On Social Media :

Di Balik Gemerlap Gang Dolly di Masa Lalu, Siapa Sebenarnya Dolly? Benarkah Sosok Ini Ada?

By Ade S, Kamis, 18 Februari 2021 | 15:18 WIB

Di Balik Nama Gang Dolly yang Melegenda, Siapakah Sebenarnya Dolly?

Intisari-Online.com - Nama Gang Dolly pernah terkenal tidak hanya masyarakat di Surabaya atau Indonesia, tapi juga mancanegara.

Maklum, nama gang yang terletak daerah Jarak, Pasar Kembang, ini punya label 'wah', yaitu kawasan prostitusi terbesar di Asia Tenggara.

Wisma-wisma, sebutan untuk lokalisasi, berjajar di sepanjang gang tersebut, lengkap dengan gemerlap lampu di malam hari.

Tapi itu semua terjadi sampai tahun 2014, sebelum Gang Dolly secara resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya saat itu, Tri Rismaharini.

Baca Juga: Dulu Kehilangan Omzet Rp45 Juta per Bulan Gara-gara Lokalisasi Dolly Ditutup, Jarwo Kini Justru Sukses Jadi Pengusaha Tempe

Namun, meski telah ditutup minat orang untuk membicarakan Gang Dolly tidaklah serta merta surut.

Beberapa wisatawan lokal juga kadang masih mampir di bekas lokalisasi ini meski hanya untuk berfoto di depan plang nama Gang Dolly.

Salah satu hal yang kerap dibicarakan mengenai jalan Kupang Gunung Timur I (nama lain Gang Dolly) ini adalah mengenai sosok Dolly.

Siapa sebenarnya Dolly? Atau lebih jauh lagi, benarkah sosok Dolly itu benar-benar ada?

Baca Juga: Jadi Gang Batik, Beginilah Kabar Gang Dolly Kini

 

 

Saat ditutup, Gang Dolly sendiri menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama mereka yang mencari nafkah di tempat tersebut.

Namun, sesungguhnya protes pertama sudah terjadi puluhan tahun sebelumnya. Ini menyangkut penggunaan nama "Dolly".

Siapa yang pertama melayangkan protes? Ya, Dolly sendiri. "Kenapa kok (pakai) namaku? Padahal germo di sana kan banyak?" tanyanya pada tahun 1990-an.

Sosok Dolly memang seperti legenda. Legenda dalam dunia persyahwatan di Surabaya. Sohor, tetapi jarang sekali bisa dijumpai.

Baca Juga: Hidup 12 Tahun Sebagai Wanita 'Pemuas' dan Mengaku Sudah Layani 10 Ribu Pria, Wanita Ini Bocorkan Alasan Banyak Pria Masih Suka 'Jajan' Sembarangan Meski Sudah Punya Istri Cantik

Orang kerap berasumsi ia adalah seorang germo, perempuan, keturunan Belanda. Ada yang bilang namanya Dolly van der Mart. Desas-desus lain menyebutkan dia sebenarnya seorang lelaki.

Sebab sebagai germo panggilannya bukan "Mami" tetapi "Papi Dolly". Benarkah? Tidak. Lalu?

Jadi, siapa sebetulnya Dolly?

Dolly adalah nama panggilan. Nama lengkapnya Advenso Dollyres Chavit. Chavit adalah nama ayahnya, seorang Filipina. Ibunya bernama Herliah, orang Jawa. Dolly lahir sekitar tahun 1929.

Baca Juga: 19 Juni, Gang Dolly Dipastikan Akan Ditutup

"Aku ini hanya sekolah mindho (level SMP). Itu pun tidak tamat karena ada perang. Ibuku pun bukan orang yang mampu. Maka hidupku biasa-biasa saja, tidak ada peningkatan," tutur Dolly kepada Bambang Andrias, kontributor Majalah Jakarta-Jakarta, 27 tahun silam.

Dolly mengenang kehidupan keluarganya yang cukup relejius. "Orangtua mendidikku untuk sering ke geraja. Pokoknya harus selalu ingat Tuhan," tambahnya.

Namun entah kenapa perangai Dolly di luaran menjadi sungguh berbeda. Dolly yang tomboi cenderung memberontak.

"Umur 16 tahun aku mulai merokok. Waktu itu (rokok) yang terkenal Escort, Commodore atau Kansas," kenangnya. Perempuan merokok bukanlah hal umum pada masa itu.

Baca Juga: Mengakali Pelanggan, Siapa Sangka Para PSK di China Gunakan Belut Agar Dikira Perawan, Bagaimana Caranya

Dolly boleh tomboi. Tetapi itu tak menutupi kecantikannya. Sambil menunjuk foto masa muda, Dolly berkisah betapa seksi dia, diiringi tawa terkekeh-kekeh.

Menjelang umur 20 Dolly menikah dengan Soukup alias Yakup, seorang kelasi Belanda. Dari pernikahan itu lahirlah anak lelaki.

Tetapi belum lagi sang anak masuk ke umur lima tahun, Yakup sang suami meninggal dunia. Dolly yang cantik pun mulai menghadapi krisis keuangan. Mana sang anak kerap merengek meminta ini-itu.

Semisal es krim, yang pada masa itu termasuk jajanan mahal. Untuk membesarkan sang anak serta mencukupi kebutuhan sehari-hari Dolly butuh biaya.

Baca Juga: Berawal dari Seorang PSK Menjadi Ratu Bajak Laut, Inilah Madame Ching Bajak Laut Kejam dari China yang Memiliki Pasukan 100.000 Prajurit

Maka babak baru dalam kehidupannya pun bergulir. Mungkin terdengar klise. Tetapi ia mengaku terpaksa saat memutuskan untuk melangkah ke dunia prostitusi pada awal tahun 1950-an.

Kecantikan Dolly dan kefasihannya berbahasa Belanda membuat banyak laki-laki mencarinya. Dolly dengan mudah menjadi idola. Khususnya bagi para eksptariat yang baru turun dari kapal.

"Aku ini cantik. Tubuhku tinggi-ramping. Banyak lelaki tergila-gila," jelas Dolly.

Dolly biasa meladeni lelaki di Hotel Simpang atau LMS. Dolly mengaku tidak pernah meminta bayaran uang kepada lelaki yang mengencaninya.

"Aku ini pelacur kelas atas. Aku enggak pernah mau dibayar," jelasnya. Kompensasinya adalah: ia hanya mau menerima berbagai barang mahal. Dalam istilah Dolly, "Aku cuma menerima 'kado'."

Banyak lelaki ingin menikahi Dolly. Tetapi permintaan itu ditampiknya. Dolly memilih menjadi single parent.

Alasannya simpel. Ia tak ingin satu-satunya anak lelaki yang ia miliki menerima perlakukan kasar dari ayah tiri.

(Eddy Suhardy, Sumber: Majalah Jakarta Jakarta No 270, 31 Agustus 1991)

Baca Juga: Dijuluki PSK Dengan Bayaran Termahal di Amerika, Wanita Ini Mencak-Mencak Pada Negara Gara-Gara Kebijakan Ini Pendapatannya Menurun, Terkuak Segini Pendapatannya