Penulis
Intisari-online.com - The National Gendarmerie Intervensi Group, atau biasa dikenal dengan GIGN, adalah pasukan khusus militer Prancis.
Pasukan ini adalah bagian dari National Gendarmerie yang dilatih untuk melakukan misi penyelamatan, kontra teroris.
Mereka bertugas menyelamatkan sandera di Prancis atau di manapun di seluruh dunia.
GIGN, dibentuk tahun 1973, pada tanggal 1 September 2007, reorganisasi besar-besaran dilakukan.
Baca Juga: Inilah Militer Paling Miskin di Dunia Tahun 2021, Anggaran Pertahanan Liberia Masih yang Terkecil
GIGN menyerap skuadron Parasut Gendarmerie (EPIGN), dan tiga puluh polisi GSPR untuk membentuk GIGN baru.
Semua bermula pada tahun 1972, ketika pembantaian Munich di Olimpiade, dan pemberontakan di Penjar Clairvaux tahun sebelumnya.
Prancis berupaya untuk melakuka solusi, yang mungkin mengatasi serangan kejam itu.
Hingga akhirnya tercetuslah GIGN yang mulai menjalankan misi tidak resmi di Munich 1972.
Namun, tahun 1973, GIGN menjadi pasukan permanen yang terdiri dari orang-orang terlatih untuk menghadapi ancaman besar.
GIGN mulai beroperasi pada tanggal 1 Maret 1974, di bawah komando Letnan Christian Proteau.
Selama bertugas pasukan khusus ini, telah banyak melaksanakan misi-misi besar dan mengundang decak kagum.
Dari menyelamatkan anak-anak sekolah di Djibouti hingga menangkap penjahat perang di Bosnia, satuan tugas yang mematikan ini telah melakukan semuanya.
Pasukan, melakukan misi setelah pembantaian sandera Olimpiade Munich 1972, menjadikannya salah satu kelompok paling mematikan di dunia.
Mereka memiliki rezim pelatihan paling licin, dan pernah diketahui dan siap untuk menjatuhkan bajak laut Somalia dengan mudah.
Memiliki motto "Menyelamatkan nyawa tanpa mengindahkan nyawa sendiri," GIGN dikenal untuk memburu segala ancaman bagi bangsa dan rakyatnya.
Unit intinya berkekuatan 200 orang, mereka tidak menujukkandiri dan bahkan melanggar hukum Prancisjika mempublikasikan foto wajah mereka.
Salah satu tindakan paling berani dalam sejarah GIGN adalah penyitaan Masjidil Haram di Mekkah pada tahun 1979.
Pemberontak ekstremis mengambil alih Masjid al-Haram di Mekah untuk menggulingkan House Of Saud.
GIGN bergabung dengan pasukan Saudi, tetapi karena larangan non-Muslim memasuki kota suci.
Tim yang terdiri dari tiga komando GIGN masuk Islam sebentar dan membantu merencanakan penguasaan kembali masjid tersebut.
Lanjut, pada tahun 2007, reorganisasi besar-besaran dilaksanakan, dengan staf GIGN, EPIGN dan GSIGN digabungkan menjadi satu unit dengan 380 anggota yang juga disebut GIGN.
Di masa depan, petugas gendarmerie yang baru direkrut akan dilatih untuk intervensi, dan akan memiliki kesempatan untuk dilatih dalam perlindungan dan penelitian/observasi (misi dari EPIGN lama).
Total tenaga kerja diharapkan meningkat menjadi sekitar 420 tentara pada tahun 2010.
Tujuan reorganisasi adalah untuk memungkinkan pengerahan 200 unit kuat, dilatih bersama, untuk intervensi skala besar.