Jenderal Amerika Ini Ungkap Perang Nuklir Tak Bisa Dihindari Lagi, Rusia dan China Semakin Agresif AS Terpaksa Siapkan Senjata Ini

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Amerika perlu mempersiapkan perang nuklir dengan China atau Rusia, kata Laksamana Charles Richard, Komandan Komando Strategis AS.

Laksamana bintang empat AS itu mengatakan kemungkinan konflik dahsyat dengan kekuatan saingan "benar-benar nyata", menurut The Sun.

“Faktanya ada kemungkinan bahwa krisis regional dengan Rusia atau China dapat dengan cepat meningkat menjadi konflik bersenjata nuklir."

"Jika kerugian dalam peperangan konvensional mengancam negara-negara pesaing,” kata Laksamana Richard.

Baca Juga: Hanya Berisi Terumbu Karang yang Mustahil Ditinggali Mengapa Kepulauan Spratly Diperebutkan 6 Negara Termasuk China yang Paling Ngotot!

Laksamana AS mengatakan Rusia dan China semakin "mengambil tindakan untuk menantang tatanan internasional" dengan tingkat yang "tidak terlihat sejak Perang Dingin."

Laksamana Richard menyebutkan ancaman dunia maya dan luar angkasa.

Serta investasi Rusia dan China dalam senjata nuklir hipersonik, menurut Fox News.

Mengagumi majalah bulanan Angkatan Laut AS, Laksamana Richard mengatakan militer AS perlu waspada dan siap.

Baca Juga: Dihantam Masalah yang Sama Selama Dua Dekade, Timor Leste pun Dapat Dana Bantuan Penanganan Covid-19 Meski Diklaim Sukses Tangani Pandemi

"Militer AS perlu transisi ke keadaan 'penyebaran senjata nuklir adalah kemungkinan nyata' dan mengambil tindakan untuk mencegah risiko ini," kata Laksamana AS.

Laksamana AS mengatakan Rusia "secara aktif memodernisasi" persenjataan nuklirnya dan China "juga menjadi mitra strategis" dan tidak dapat diremehkan.

Laksamana Richard menyarankan agar militer AS fokus mengembangkan senjata modern untuk memastikan Washington tetap memiliki keunggulan strategis atas lawannya.

Baca Juga: Tak Banyak yang Menyadari, Star Syndrome Ternyata Bisa Menjatuhkan Mentalitas dan Karier Pemain Sepakbola

Amerika Serikat dan China Sengit Berebut Kekuasaan

Ketegangan yang masih berlanjut antarnegara adidaya, China dengan Amerika Serikat (AS).

Persaingan regional yang ketat antara China dan Amerika Serikat mengancam pemulihan ekonomi global.

Dalam beberapa tahun ke depan, raksasa ekonomi ini akan terus berebut kekuasaan.

Baca Juga: Saat Berton-ton Materi Dewasa Dijatuhkan dari Pesawat Pembom saat Perang Dunia II, Strategi Propaganda untuk Jatuhkan Mental Musuh, Berhasilkah?

Berhentinya dua raksasa dunia itu bersaing akan mempercepat pemulihan ekonomi.

Apalagi, saat ini dunia membutuhkan kerjasama dalam menangangi pandemi corona atau Covid-19.

Salah satu tantangan ke depan kata dia adalah kenaikan angka kemiskinan.

Di bawah kepemimpinan Joe Biden, AS ada kemungkinan mengurangi tensi perang dengan China dengan mulai melakukan banyak dialog.

Baca Juga: Dibunuh Secara Misterius dengan Agen Saraf, Terungkap Begini Rekaman yang Menunjukkan Saudara Tiri Kim Jong-un Ini Dibunuh Tahun 2017

(*)

Artikel Terkait