Find Us On Social Media :

China dan Rusia Tak Ingin PBB Mengutuk Kudeta Militer Myanmar, Ternyata 'Koridor Ekonomi China-Myanmar' Tengah Dikerjakan

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 4 Februari 2021 | 08:31 WIB

Min Aung Hlaing, pemimpin militer Myanmar yang menggulingkan pemerintah dan menjadikan militer menguasai Myanmar

"Kami berharap semua pihak di Myanmar dapat menangani perbedaan mereka dengan tepat di bawah konstitusi dan kerangka hukum serta menjaga stabilitas politik dan sosial."

Pada hari Senin, kantor berita Xinhua yang dikelola pemerintah menyebut kudeta itu sebagai "perombakan kabinet."

Sementara banyak negara menghindari Myanmar karena kediktatoran militernya antara 1962 dan 2011, China mendukungnya dan juga telah membina hubungan yang sehat dengan Suu Kyi sejak dia menjadi pemimpin pada tahun 2015.

China membela Myanmar dan Suu Kyi saat mereka menghadapi tuduhan genosida.

Baca Juga: Mulai Februari, Arab Saudi Tutup Negaranya untuk Masuknya Warga dari 20 Negara, Termasuk Indonesia? Simak Daftarnya!

Suu Kyi dituduh mendepak setidaknya 740.000 Muslim Rohingya ke luar negeri sejak Agustus 2017, menurut Human Rights Watch.

Pada akhir Januari 2020, Pengadilan Internasional PBB memutuskan bahwa Myanmar harus "mengambil semua tindakan" untuk mencegah genosida terhadap etnis minoritas.

Pada bulan yang sama, China mengatakan bahwa pihaknya "dengan tegas mendukung upaya Myanmar untuk melindungi hak dan kepentingan yang sah serta martabat nasionalnya di arena internasional," lapor AFP.

Baca Juga: Meski Dikecam Habis-habisan oleh PBB Kudeta yang Dilakukan Militer Myanmar, China Justru Melindunginya sampai Dituduh Bersekongkol dengan Militer Myanmar

(*)