Penulis
Intisari-Online.com – 11 November 2006, Komandan Armada Pasifik Angkatan Laut AS saat itu, Gary Roughead, melakukan kunjungan bersejarah ke China dengan harapan dapat memperbaiki hubungan kedua negara itu.
Kunjungan tersebut juga bermaksud untuk menyelenggarakan latihan militer bersama oleh Angkatan Laut pada 19 November tahun itu.
Namun, kunjungan tersebut dibayangi oleh insiden yang terjadi saat latihan Angkatan Laut Amerika di dekat pulau Okinawa.
Pada 26 Oktober, kapal selam China Song-Class muncul dalam jarak lima mil dari kapal induk USS Kitty Hawk di Samudra Pasifik.
Beberapa minggu sebelum delegasi AS bertemu dengan rekan-rekan China mereka, kapal-kapal dari armada Pasifik ditempatkan di perairan internasional antara Taiwan dan Jepang Selatan.
Kapal induk itu dikelilingi oleh selusin kapal dalam formasi pelindung, namun, kapal selam Tiongkok berhasil lolos tanpa diketahui.
Herannya, Amerika tidak dapat mendeteksi kapal selam tunggal itu sebelumnya, karena layar pertahanan mereka yang luas termasuk helikopter kapal selam dan anti-kapal selam, semuanya bertanggung jawab untuk melindungi kelompok pertempuran dari serangan bawah air.
Ada sejumlah teori mengapa Angkatan Laut China melakukan provokasi seperti itu.
Masih belum jelas berapa lama kapal selam itu membayangi kapal induk.
Tetapi ini menunjukkan seberapa besar Angkatan Laut Amerika lengah, setelah kapal selam Soviet sudah tidak lagi menjadi ancaman.
Setelah jatuhnya Uni Soviet, Angkatan Laut melakukan rencana untuk tidak menekankan kemampuan perang anti-kapal selam mereka.
Mereka yakin ancaman kapal selam utama telah dinetralkan dan butuh waktu puluhan tahun ancaman seperti itu muncul kembali.
Namun, pejabat militer China menolak laporan Washington bahwa kapal selam itu mengikuti kapal induk, tidak mungkin bila kejadian itu tidak disengaja.
Kemampuan bagian deteksi Angkatan Laus AS rupanya tidak mempertimbangkan kemajuan armada kapal selam China.
China selalu tertutup tentang persenjataan mereka, tidak heran jika AS meremehkan kecanggihan kapal selam China.
Insiden tersebut mengingatkan kedua pemerintah mengapa hubungan mereka begitu dingin di tahun-tahun sebelumnya.
Tahun 2001, sebuah pesawat mata-mata Amerika bertabrakan di udara dengan sebuah jet tempur China.
Itu terjadi 70 mil jauhnya dari provinsi Pulau Hainan di lepas pantai China.
Dalam tabrakan itu, pilot jet tewas, dan awak pesawat mata-mata yang terdiri dari 24 orang terpaksa mendarat di Hainan.
Di tempat itu, mereka ditahan oleh orang China hingga kedua negara menyepakati persyaratan pembebasan mereka.
Oleh sebab itulah sejak 2001 hubungan keduanya sempat tegang, hingga kunjungan pada 2006.
Dan inilah perangkat keras yang memicu insiden tahun 2006, kapal selam Song-Class bertenaga diesel-listrik.
Ini adalah kapal selam pertama yang dikembangkan seluruhnya di China, yang menggunakan bentuk lambung tetesan air mata modern, menggunakan mesin diesel 396SE84 dari Jerman.
Persenjataannya termasuk torpedo buatan Rusia dan rudal jelajah anti-kapal.
Meski China tertinggal dalam hal teknologi, namun kapal selam Song-Class yang bersama kapal selam Yuan-Class yang dilengkapi propulsi udara-independen (AIP), bisa menjadi ancaman nyata.
Sementara itu, USS Kitty Hawk pertama kali dioperasikan pada tahun 1961, dan secara resmi dinonaktifkan pada tahun 2009, dua tahun setelah insiden tersebut terjadi.
Kapal yang merupakan kebanggaan Angkatan Laut Amerika ini, dengan panjang 305 meter dapat membawa 4.500 personel di dalamnya.
Kapal selam itu jelas saja membuat malu Komandan Amerika karena kurangnya kehati-hatian mereka.
Seorang pejabat NATO menyebut peristiwa ini sebagai "sama mengejutkannya dengan Rusia yang meluncurkan Sputnik".
Ini mengacu pada satelit yang mengorbit Sputnik, yang diluncurkan pada tahun 1957, menandai dimulainya era luar angkasa.
Selama kunjungan resminya ke Tiongkok, Laksamana Gary Roughead menyatakan, bahwa kapal selam "beroperasi dengan cara yang tidak membahayakan kapal atau menyebabkan masalah bagi kapal apa pun".
Roughead menambahkan bahwa dia percaya ”… bahwa keterbukaan dan transparansi serta kemampuan untuk berkomunikasi ketika pasukan kita beroperasi berdekatan satu sama lain sangat penting. Itulah mengapa kami melakukan rangkaian latihan ini."
Meski ada ketegangan sebelumnya, namun latihan angkatan laut berjalan sesuai rencana dan dianggap berhasil oleh kedua belah pihak.
Wilayah Laut Cina Selatan tetap menjadi subjek perselisihan hingga hari ini.
Pertanyaan tentang superioritas angkatan laut di Pasifik sering disebut-sebut, karena China telah membangun armadanya dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak 2011, mereka telah memulai program pengembangan kapal induk mereka sendiri, dan kapal pertama ditugaskan pada 2012.
Pada 2015, beberapa sumber mengonfirmasi bahwa China sedang membangun kapal induk kedua yang dirancang sendiri.
Insiden yang sangat mirip dengan tahun 2006 dilaporkan pada 24 Oktober 2015, ketika kapal selam China membuntuti kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan di lepas pantai Jepang.
Namun, Komando Armada Pasifik menolak berkomentar tentang peristiwa tersebut meskipun tidak menyangkal kejadian tersebut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari