Penulis
Intisari-online.com -Tahun lalu tepatnya di bulan Mei 2020, konflik antara China dan India memanas menjadi konflik bersenjata.
Kini tidak terasa, konflik di Lembah Galwan tepatnya di Ladakh itu sudah berjalan hampir setahun.
China dan India memperebutkan posisi titik-titik perbatasan dan tentunya Ladakh itu sendiri.
Sekilas, wilayah Ladakh bukanlah lokasi yang menjanjikan.
Kondisi lembah itu gersang dan cuacanya ekstrim.
Meski begitu, lokasi itu penting sebagai titik kedaulatan dua negara.
Selain menjadi konflik bersenjata, konflik dua negara itu juga berulang kali diselesaikan dengan upaya diplomasi.
Kini sudah ada 9 pertemuan bilateral untuk diskusi solusi bagi kedua negara.
Mengutip The Indian Express, komando militer senior dari India dan China bertemu Minggu kemarin untuk kesembilan kalinya.
Pertemuan itu mendiskusikan solusi yang mungkin untuk konflik perbatasan di Ladakh timur.
Pertemuan dimulai sekitar 10 pagi di sisi China yaitu titik Rapat Pasukan Perbatasan di Chushul-Moldo yang dilanjutkan sampai malam.
Upaya terbaru datang dua setengah bulan setelah diskusi terakhir kedua negara terakhir dilakukan pada 6 November 2020.
Saat itu 50 ribu tentara dikirim ke wilayah tersebut dengan senjata-senjata dan tank serta aset pertahanan udara.
Pertemuan itu mengikuti memo dari India untuk berbicara sementara dua negara mempertahankan kontak umum melalui hotline dan mekanisme lain.
Gunanya adalah mencegah insiden yang tidak diharapkan.
Beberapa bulan terakhir, India sudah mengembalikan dua tentara China yang telah melewati Garis Kontrol Aktual (LAC) dalam insiden terpisah.
Minggu kemarin, delegasi India dipimpin oleh Letnan Jenderal P G K Menon, Komando Pasukan ke-14 yang bertanggung jawab untuk LAC di Ladakh timur, dan termasuk juga pejabat militer senior lain dari Delhi.
Selain mereka, Naveen Srivastava, Sekretaris Tambahan (Asia Timur) untuk Kementerian Hubungan Luar Negeri juga hadir.
Delegasi China dipimpin oleh Mayor Jenderal Liu Lin, komando dari Militer Wilayah Xinjiang Selatan.
Ketegangan itu dimulai awal Mei tahun lalu saat China masuk 8 km di sebelah barat titik yang disebutkan India sebagai titik LAC di tepi utara Pangong Tso.
Baca Juga: Perang Nuklir China-India Akan 'Menghancurkan Seluruh Planet Bumi'
Meskipun ada tingkat pelepasan awal Juni, China tidak menyelesaikan pergerakan dari beberapa titik panas.
Ketegangan segera meningkat pada 15 Juni tahun lalu saat pasukan India dan China bentrok saat pelepasan di Lembah Galwan dekat dengan Titik Patroli ke-14, menghasilkan 20 tentara India dan sejumlah pasukan China terbunuh.
Sejak itu, kedua belah pihak telah meningkatkan kekuatan militer mereka di wilayah itu.
Di akhir Agustus, pasukan India mengejutkan China dengan menduduki dataran tinggi strategis di tepi selatan Pangong Tso di subsektor Chushul.
Mereka melakukan ini untuk mengamati garnisun Moldo China dan Celah Spanggur, sebuah titik strategis tapi sensitif.
India juga memposisikan kembali pasukannya di tepi utara Pangong Tso.
Hal ini mendorong munculnya tembakan-tembakan peringatan oleh kedua belah pihak.
Di beberapa dataran tinggi, pasukan kedua negara diposisikan hanya beberapa ratus meter dari satu sama lain.
Kini dengan pembicaraan bilateral sudah dilanjutkan, China menutut agar pasukan India mundur di subsektor Chushul.
India juga menuntut status quo dan meminta kembalinya semua pasukan di wilayah itu ke posisi awal pada April 2020, dan menekankan jika peneyelesaian apapun harus untuk seluruh wilayah.
Ada beberapa indikasi jika China terbuka untuk mengembalikan pasukan ke posisi awalnya, tapi kedua negara tidak mampu mengerjakan detail pelepasan dan menentukan siapa yang harus mundur dahulu dan dari mana.
Pada 12 Januari, dalam konferensi pers tahunannya di Hari Tentara, Kepala Militer Jenderal M M Naravane mengekspresikan harapan kedua negara "akan mampu mencapai kesepakatan yang akan menghasilkan pelepasan dan meredanya konflik militer" berdasarkan "prinsip keamanan setara dan sama".
Meski begitu Naravene juga mengatakan India siap mempertahankan tanah mereka "selama mungkin untuk mencapai tujuan dan kepentingan nasional kami".
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini