Find Us On Social Media :

Mengapa Pandemi Flu 1918 Tidak Pernah Benar-Benar Berakhir, Nyatanya Kini Kita Dihadapkan Kembali Pada Pandemi Virus Corona yang Termasuk Turunan Virus Flu

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 14 Januari 2021 | 15:00 WIB

Flu Spanyol

Intisari-Online.com – Setelah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia, jenis flu 1918 bergeser,  dan kemudian bertahan.

50 hingga 100 juta orang yang tidak terpikirkan di seluruh dunia meninggal akibat pandemi flu 1918-1919 yang biasa dikenal sebagai "Flu Spanyol".

Itu adalah pandemi global paling mematikan sejak ‘Black Death’, dan jarang di antara virus flu yang menyerang orang muda dan sehat, seringkali dalam beberapa hari setelah menunjukkan gejala pertama.

Di Amerika Serikat, pandemi flu 1918 menurunkan harapan hidup rata-rata hingga 12 tahun.

Baca Juga: Sebelum Pandemi Dipaksa Terbangkan Pesawat Tak Aman, Saat Pandemi Terpaksa 'Berkarat', Inilah Nasib Para Pilot Indonesia Menurut Laporan Media Asing

Yang lebih luar biasa tentang flu 1918, kata para ahli penyakit menular, adalah bahwa flu itu tidak pernah benar-benar hilang.

Setelah menginfeksi sekitar 500 juta orang di seluruh dunia pada tahun 1918 dan 1919 (sepertiga dari populasi global), jenis H1N1 yang menyebabkan flu Spanyol menghilang dan bertahan sebagai flu musiman biasa.

Tetapi seringkali, keturunan langsung dari flu 1918 yang dikombinasikan dengan flu burung atau flu babi menciptakan strain pandemi baru yang kuat, yang persis terjadi pada tahun 1957, 1968 dan 2009.

Wabah flu yang kemudian, semuanya diciptakan sebagian oleh virus 1918. , merenggut jutaan nyawa tambahan, menjadikan flu tahun 1918 gelar menjijikkan sebagai "ibu dari semua pandemi".

Baca Juga: Mengenang Tahun 536, Tahun Terburuk untuk Hidup dalam Sejarah Umat Manusia, Bikin Pandemi Covid-19 Terasa Tak Ada Apa-apanya