Find Us On Social Media :

Sudah Benci Setengah Mati dengan Iran, Kini Anak Buah Donald Trump Tuduh Iran Jadi 'Pangkalan Baru' Al-Qaeda, Siapkan Hadiah Rp98,5 Miliar untuk Informasi

By Mentari DP, Rabu, 13 Januari 2021 | 11:50 WIB

Kelompok terorisme, Al-Qaeda.

Sejak 2015, Pompeo menuduh, Teheran telah mengizinkan tokoh-tokoh Al-Qaeda di negara itu untuk berkomunikasi secara bebas dengan anggota lain dan untuk melakukan banyak fungsi yang sebelumnya diarahkan dari Afghanistan dan Pakistan.

Termasuk otorisasi untuk serangan, propaganda, dan penggalangan dana.

"Poros Iran Al-Qaeda menjadi ancaman besar bagi keamanan negara dan tanah air Amerika sendiri, dan kami mengambil tindakan," tambahnya.

Menteri Luar Negeri mengatakan AS bermaksud untuk memberikan status Teroris Global yang Ditunjuk Khusus kepada dua pemimpin Al-Qaeda yang diyakini berbasis di Iran: Mohammed Abbatay, juga dikenal sebagai Abdul Rahman al-Maghrebi, dan Sultan Youssef Hassan al-Arif.

AS juga akan menawarkan hadiah hingga 7 juta US Dollar (Rp98,5 miliar) untuk informasi yang mengarah ke lokasi atau identifikasi Maghrebi.

Hadiah sudah ditawarkan untuk dua tokoh Al-Qaeda top lainnya yang diduga di Iran - Saif al-Adel dan Yasin al-Suri.

Sejumlah militan Al-Qaeda dan anggota keluarga Osama Bin Laden melarikan diri ke Iran setelah invasi pimpinan AS ke negara tetangga Afghanistan pada tahun 2001.

Para pejabat Iran mengatakan mereka melintasi perbatasan secara ilegal dan bahwa mereka ditangkap dan diekstradisi ke negara asal mereka.

Setelah berita kematian Masri muncul tahun lalu, kementerian luar negeri Iran bersikeras bahwa tidak ada "teroris" Al-Qaeda di wilayahnya.

Baca Juga: Sudah Janji dengan Trump untuk 'Musuhi' Al-Qaeda, Nyatanya Taliban Mengaku Tak Bisa Tinggalkan Al-Qaeda Sendirian, 'Hubungan Kami Jauh Lebih Dalam dan Sangat Terikat'