Find Us On Social Media :

Lengsernya Donald Trump Bak Bencana Bagi Amerika, FBI Ungkap Pasukan Bersenjata Akan Bergerak Saat Donald Trump Digulingkan, Akankan Terjadi Perang Saudara?

By Afif Khoirul M, Selasa, 12 Januari 2021 | 13:32 WIB

FBI ungkap akan terjadi kerusuhan besar saat pelantikan presiden Joe Biden.

Intisari-online.com - Situasi di Amerika kian mencekam, protes masa yang tak terima pencopotan Doland Trump terus menggema.

Selain itu, sebuah laporan cukup mengejutkan di mana akan terjadi sebuah protes besar-besaran atas lengsernya Donald Trump.

Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (12/1/21), FBI melaporkan, telah menerika informasi bahwa protes bersenjata telah disiapkan di 50 ibukota negara bagian AS.

Termasuk di antaranya Capitol dan Washington DC dalam beberapa hari mendatang sebelum 20 Januari.

Baca Juga: Untung Saja Trump Tidak Termasuk, Tapi Mengapa Begitu Banyak Tokoh Politik Amerika Dibunuh di Tahun 1960-an? Alasan Ini Menjadi yang Paling Utama!

CNN melaporkan AS telah melakukan langkah pengamanan yang semakin diperkuat, sebelum pelantikan Biden.

Badan penegak hukum negara bagian, federal dan lokal sedang mempersiapkan kemungkinan kekerasan skala yang lebih besar.

Daripada kerusuhan di gedung kongres AS pada 6 Januari, menewaskan sedikitnya lima orang. 

Bahkan ketika penyelidik federal terus melacak tersangka dari kerusuhan di gedung parlemen.

Baca Juga: Untung Saja Trump Tidak Termasuk, Tapi Mengapa Begitu Banyak Tokoh Politik Amerika Dibunuh di Tahun 1960-an? Alasan Ini Menjadi yang Paling Utama!

Ada kekhawatiran bahwa pengepungan Capitol hanyalah awal dari potensi aksi kekerasan dari Para pendukung Trump yang diprovokasi oleh tuduhan dari Presiden AS saat ini, bahwa pemilu itu "dicurangi".

"Demonstrasi bersenjata direncanakan di semua negara bagian, berlangsung dari 16 Januari dan berlangsung setidaknya hingga 20 Januari, dan Capitol, berlangsung 17 Januari hingga. 20 Januari, "kata sumber FBI.

FBI juga prihatin tentang ancaman pemberontakan jika Trump disingkirkan sebelum 20 Januari dengan menerapkan Amandemen ke-25.

Pada 8 Januari, FBI menerima informasi tentang sebuah kelompok yang meminta orang lain untuk bergabung dengan mereka.

Lalu berencana menyerang gedung administrasi dan pengadilan lokal, negara bagian dan federal jika Trump digulingkan.

Kelompok itu juga berencana untuk 'menggerebek' kantor-kantor pemerintah di setiap negara bagian dan District of Columbia.

Baca Juga: Sama-sama Bermusuhan dengan China, India Malah Tolak Kerja Sama dengan Amerika dan Pilih Bersekutu dengan Negara Kuat Ini, Sistem Peluru Kendali Ini yang Jadi Alasan

Terlepas dari apakah pemilih di negara bagian tersebut memilih Trump atau Tuan Biden, FBI menambahkan.

Biro Investigasi Federal AS juga memantau informasi tentang berbagai ancaman terhadap Presiden terpilih AS Joe Biden sebelum pelantikannya.

Beberapa informasi tambahan menunjukkan bahwa, Harris wakil jenderal Pak Biden, dan Pelosi Ketua DPR juga terancam.

FBI mengklaim pihaknya berfokus pada mengidentifikasi, menyelidiki, dan mencegah individu yang menghasut kekerasan atau terlibat dalam aktivitas kriminal.

Subjek yang dipantau oleh FBI tidak hanya fokus pada pengunjuk rasa damai, tetapi juga mereka yang mengancam keselamatan orang lain dan diri mereka sendiri dengan kekerasan atau perusakan properti.

Pemerintah AS juga mengaktifkan Kontinuitas Operasi Pemerintah, sebuah prinsip yang memungkinkan pemerintah melanjutkan operasi penting jika terjadi peristiwa bencana.

Baca Juga: Tak Peduli Dipimpin Donald Trump atau Joe Biden, Bagi Kim Jong-un Amerika Tetap Jadi Musuh Besar Korea Utara, Kekeh Tingkatkan Senjata Nuklirnya untuk Hadapi Musuh

Menurut seorang pejabat senior pemerintah, latihan interdisipliner telah dilakukan pada 11 Januari.

Bertujuan untuk memastikan kelancaran komando darurat nasional sebelum dan pada hari pelantikan.

Latihan ini sangat difokuskan pada kesediaan untuk mengatasi jika seseorang mencoba mengganggu atau menghentikan pelantikan.