Nelayan di sekitar lokasi kecelakaan melaporkan mendengar ledakan diikuti puing-puing dan bahan bakar yang mengapung di dekat kapal mereka.
Namun hujan lebat mengurangi jarak pandang dan semuanya tidak terlihat jelas.
Sriwijaya Air sebelumnya hanya mengalami masalah kecil, seperti pesawat tergelincir di landasan pacu saat mendarat pada 2008 akibat gangguan hidrolik.
Jefferson Irwin Jauwena, Presiden Direktur Sriwijaya Air, mengatakan pesawat yang jatuh pada 9/1 tersebut telah beroperasi selama 26 tahun dan telah digunakan oleh maskapai penerbangan AS sebelumnya.
Menurut Jauwena, pesawat tersebut menyelesaikan penerbangan lain pada hari yang sama.
Pakar penerbangan mengatakan perlu dilakukan investigasi untuk menentukan apakah pesawat tersebut memenuhi syarat untuk lepas landas atau tidak.