Ia tambahkan juga senjata di Bakamla digunakan untuk pertahanan diri.
Selanjutnya ia mengatakan Bakamla adalah badan penegak hukum profesional yang tidak akan 'menahan kapal yang suka nyelonong' atau gunakan pasukan jika memang tidak perlu.
Joko Susanto, pengajar Geopolitik Maritim dan Strategi Angkatan Laut di Universitas Airlangga Surabaya mengatakan telah ada "banyak telepon dari parlemen dan publik" untuk memperkuat Bakamla.
"Karena di Indonesia, isu China dapat dengan mudah memicu oposisi dan parlemen."
Susanto mengatakan dengan memperluas kapasitas Bakamla akan membantu meredakan siituasi dan menumbuhkan kelompok anti-China di masyarakat.
Agus Widjoyo, pensiunan jenderal bintang tiga dan gubernur Lembaga Ketahanan Nasional yang merupakan lembaga penelitian pemerintah, mengatakan walaupun China mengklaim perairan di Indonesia sebagai tempat penangkapan ikan tradisional, 'sikap mendorong kebahagiaan' di perairan tidak akan berguna untuk kedua belah pihak dan justru akan sebabkan salah paham.
Ia mengatakan bahwa "diplomasi untuk temukan denominator yang sama akan menjadi pendekatan paling dihitung" dalam menenangkan ketegangan atas hak teritori.