Find Us On Social Media :

Tak Tahan dengan Polah China di Laut China Selatan, Kekuatan Besar Eropa Mendadak Kirim Kapal Induk ke Laut China Selatan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

By Afif Khoirul M, Rabu, 6 Januari 2021 | 17:58 WIB

Kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth

Intisari-online.com - Awal tahun 2021 kejutan besar muncul di Laut China Selatan.

Wilayah yang telah lama dikuasai China ini tak lama lagi mungkin akan semakin memanas, dengan hadirnya militer dari Eropa.

Menurut sebuah laporan terbaru, 24h.com.vn, pada Selasa (5/1/21), militer Eropa mengirim kekuatan tempurnya menuju Laut China Selatan.

Tujuannya untuk ikut menekan tindakan China, hal itupun disambut oleh Amerika dan Jepang.

Baca Juga: Sekarang Zamannya Senjata Hipersonik, China, Rusia, AS Pun Berlomba dalam Supremasi Senjata, Intip Kemajuannya Masing-masing!

Aliansi AS-Jepang kegirangan, dan menyambutnya dengan tepuk tangan ketika kekuatan militer Eropa dikirim ke Asia-Pasifik.

Laporan itu mengatakan, kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth dan armada pengawalnya dikirim ke Asia Timur.

Opreator Inggris bahkan melewati Laut China Selatan meskipun ada protes dari pihak China.

HMS Queen Elizabeth juga membawa satu skuadron F-35B dari Korps Marinir AS.

Baca Juga: Ternyata Bukan Hanya Jack Ma, Orang-Orang yang Punya Nama Besar di China Ini juga Dihilangkan Gara-gara Berani Kritik Pemerintah China

Selain Inggris, kekuatan Eropa lainnya, Prancis juga mengirimkan armadanya untuk bergabung dengan Jepang dan Amerika tahun ini. 

Mereka akan melakukan latihan bersama. Sementar Jerman juga mengumumkan akan pengiriman kapal perusak ke Indo-Pasifik.

"Jepang ingin bekerja sama lebih kuat dengan Eropa di bidang pertahanan", kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi.

Keputusan negara-negara besar Eropa untuk mengirim pasukan bersama ke Asia merupakan kabar baik bagi AS-Jepang.

Ini juga merupakan langkah sekutu dekat untuk berbagi dengan AS tekanan untuk menahan China di Asia, menurut SCMP.

"Apa yang terjadi di Indo-Pasifik memengaruhi tidak hanya Jerman tetapi juga Eropa," ujar Menteri Pertahanan Jerman.

Baca Juga: Ingin Taklukkan Taiwan Tanpa Peperangan, Nyatanya Jet-jet Tempur China Lakukan ‘Serangan’ Hingga 380 Kali ke Pertahanan Taiwan, Rekor!

"Kami ingin lebih banyak bekerja sama dengan Jepang untuk menjaga ketertiban dan hukum internasional di kawasan ini," katanya.

Menteri pertahanan Jepang mengungkapkan harapannya bahwa kapal perang Jerman akan melewati Laut Cina Selatan, di mana Cina mengklaim banyak klaim kedaulatan ilegal.

Sejak Perang Dunia II, Jerman selalu menunjukkan keraguan tentang kegiatan militer di luar negeri.

Jarang sekali Jerman, Inggris dan Prancis mengirim pasukan ke Indo-Pasifik dan menunjukkan dukungan mereka kepada sekutu AS-Jepang itu, menurut para ahli.

Situasi sengketa Kepulauan Senkaku/Diaoyu antara Jepang dan China semakin mencekam dalam beberapa bulan terakhir.

Beijing berulang kali mengirim pesawat militer, kapal penjaga pantai, dan kapal penangkap ikan ke pulau-pulau yang disengketakan, memaksa Jepang untuk merespon.

Baca Juga: Konflik Berkepanjangan Antara Dua Negara, Perang China – India 1962 Terkait Isu Tibet dan Sengketa Teritorial Hingga China Membuat Pos Militer di Ketinggian

"Akan sangat bagus bagi Tokyo jika AS-Jepang-Inggris-Prancis-Jerman mengadakan latihan bersama di Pasifik", kata Michito Tsuruoka, profesor keamanan internasional di Universitas Keio.

Desember lalu, Jepang-Prancis-Amerika mengumumkan bahwa tahun ini mereka akan melakukan latihan bersama di pulau terpencil yang terletak di barat daya Jepang.

Tidak jelas apakah Inggris dan Jerman ingin bergabung dengan Jepang, Prancis, dan AS untuk berpartisipasi dalam latihan tersebut.

"Tokyo dan AS sama-sama senang dan menyambut kedatangan angkatan laut Eropa di Asia-Pasifik," kata Tsuruoka.

"Namun, Jepang tampaknya belum memiliki rencana yang jelas tentang apa yang ingin dilakukannya dengan angkatan laut Inggris-Prancis-Jerman," katanya.

"Negara-negara Eropa bisa menarik pasukannya jika merasa penampilan mereka tidak masuk akal dan membuat marah China," imbuhnya