Find Us On Social Media :

Pemilik Militer Paling Lemah di Dunia, Afrika Tengah Baru-baru Ini Harus Memohon Bantuan dari Militer Top Dunia saat Kewalahan Hadapi Pemberontakan

By Khaerunisa, Sabtu, 26 Desember 2020 | 15:55 WIB

Bendera Afrika Tengah. Ilustrasi militer paling lemah di dunia

Baca Juga: Perlengkapan Militer Tidak Lengkap, Semangat Kemenangan Sudah Pupus, dan Tak Ada Lagi Strategi Pasti, Ini Dia Beberapa Penyebab yang Bisa Buat NATO Kalah Telak dari China, Tapi NATO Sendiri Tidak Peduli, Mengapa?

Menghadapi pemberontakan yang mengacaukan situasi negaranya, pemilik militer paling lemah di dunia ini harus memohon bantuan kepada salah satu militer top dunia, Rusia.

Rusia pun dikabarkan telah mengirim ratusan instruktur militer ke Afrika Tengah.

Melansir voamews.com (22/12/2020), Rusia telah mengirim 300 instruktur militer ke Republik Afrika Tengah atas permintaan pemimpin negara untuk membantu melawan gelombang kekerasan pemberontak menjelang pemilihan hari Minggu, kata kementerian luar negeri Rusia pada hari Selasa.

Pejabat dan sumber keamanan di ibu kota Afrika Tengah Bangui mengatakan sebelumnya pada hari Senin bahwa Rwanda dan Rusia telah mengirimkan pasukan dan pasokan.

Baca Juga: 'Saat Amerika Menyerang, Bakar Seluruh Tahanan Perang Mereka!' Titah Komandan Kojima Pemimpin Penjaga Kamp Tahanan Perang Palawan, Tempat Salah Satu Pembantaian Terbesar Perang Dunia Kedua, Begini Kisahnya

300 instruktur Rusia yang datang atas permintaan pihak berwenang Bangui akan memberikan pelatihan kepada tentara nasional.

Mereka dapat memperkuat pasukan keamanan dan lebih dari 12.000 pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa karena kelompok pemberontak bersenjata, beberapa di antaranya berperang satu sama lain dalam konflik berkepanjangan di negara itu, telah membentuk aliansi dan mengancam akan berbaris di ibu kota.

"Kami dengan hati-hati mengikuti situasi yang terjadi di Republik Afrika Tengah," kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

"Kami sangat prihatin bahwa kejadian beberapa hari ini telah menyebabkan kemerosotan tajam dalam situasi keamanan di negara ini."