Find Us On Social Media :

Rencana China Untuk Menggemper Taiwan Dipastikan Benar-benar Mengerikan, Pasalnya China Punya Cara Kejam Untuk Luluh Lantahkan Taiwan, Daerah Ini Bisa Jadi Sasaran Empuk

By Mentari DP, Sabtu, 26 Desember 2020 | 12:30 WIB

Tangkapan layar foto kapal PLA yang mengawasi Laut China Selatan.

Intisari-Online.com - Selama berbulan-bulan, China telah mengerahkan pasukan militernya di Laut China Selatan.

Awalnya mereka menyatakan wilayah perairan itu adalah milik mereka.

Namun kini niat mereka bertambah satu. Yaitu karena konflik dengan Taiwan.

Nah, karena ketegangan antara China dan Taiwan meningkat, China dilaporkan telah memulai uji coba laut untuk kapal serbu amfibi keduanya, berbulan-bulan setelah diluncurkan.

Baca Juga: Militer China Panik Bukan Main, Kapal Perusak Amerika Sukses Nyelonong Sampai Masuki Wilayah Terlarang Ini, Langsung Bikin Laut China Selatan Kembali Tegang!

Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (26/12/2020), kapal, yang disebut Type 075, dikenal sebagai Dock Helikopter Pendaratan.

Menurut laporan, kapal itu berlayar dari Galangan Kapal Hudong Zhonghua di Shanghai.

Kapal itu sedang menuju Laut China Timur. Itu diluncurkan awal tahun ini pada bulan April 2020.

Proyek awal meminta kapal yang mampu membawa helikopter, dengan bobot perpindahan 30.000 ton, NavalNews melaporkan.

Spesifikasi kapal ini dikabarkan melebihi itu, dengan bobot perpindahan 36.000 ton. Ia juga dikatakan mampu membawa 28 helikopter.

Baca Juga: Sikap China Makin Meresahkan di Laut China Selatan, Mendadak Kirim Puluhan Kapal Perangnya Gara-gara Hal Sepele Ini, 'Pantas China Langsung Ngamuk'

Outlet media pemerintah China, Global Times mengatakan Type 075 "sebanding" dengan kapal serbu amfibi kelas Wasp yang dioperasikan oleh AS.

Ia juga mengklaim kapal itu, dan jenis lainnya yang sama, akan digunakan oleh angkatan laut China di Laut China Selatan serta Selat Taiwan.

Delapan dari kapal Tipe 075 telah dipesan oleh militer China secara total. Yang ketiga akan dikirim awal tahun depan.

“Kapal serbu amfibi terutama melakukan penyebaran vertikal dan misi pendaratan di pulau-pulau dan terumbu seperti pulau Taiwan dan yang ada di Laut China Selatan."

Itu terjadi di tengah ketegangan antara China dan Taiwan.

Minggu lalu negara pulau itu, yang terletak di lepas pantai daratan China, meluncurkan kapal korvet kelas Tuo Chiang yang pertama.

Menurut Reuters, kapal-kapal itu dimaksudkan untuk 'mengambil kapal perang yang lebih besar saat beroperasi di dekat pantai Taiwan'.

Namun, Global Times membalas berita tersebut, mengutip analis militer China Song Zhongping yang mengatakan "taktik yang direncanakan melawan PLA tidak akan berhasil".

Laporan itu menambahkan bahwa kapal kelas Tuo Chiang bisa menjadi "calon target" untuk helikopter militer Z-9.

Analis mengatakan China melihat Taiwan sebagai 'provinsi yang memisahkan diri', meskipun Taiwan sendiri beroperasi secara independen.

Taiwan mengharapkan memiliki armada enam kapal kelas Tuo Chiang pada tahun 2023, kata negara itu.

Baca Juga: Kecil-kecil Cabe Rawit, Terlibat Bentrokan dengan China, Taiwan Pamer Armada Kapal Selam Baru, Bisa Buat Militer China Kocar-kacir Jika Mencoba Menyerang Negara Itu

Sementara itu, ketegangan dengan Taiwan terkadang juga melibatkan AS.

Tahun ini, Washington telah mengirim sejumlah pejabat pemerintah ke negara pulau itu termasuk Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Ekonomi Keith Krach.

China telah mendesak AS untuk "menghentikan segala jenis pertukaran resmi" dengan Taiwan.

Peluncuran kapal Type 075 Beijing dilakukan setelah militer China mengatakan telah "mengusir" sebagai kapal perusak Angkatan Laut AS dari perairan sengketa di Laut China Selatan minggu ini.

Kolonel Angkatan Udara Senior China Tian Junli dan juru bicara militer mengatakan kapal AS yang terlibat adalah USS John S. McCain.

Dia mengatakan kehadiran kapal AS "sangat melanggar kedaulatan dan keamanan China".

Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menjalankan "hak navigasi dan kebebasan di Kepulauan Spratly".

Ia menambahkan: "Amerika Serikat menantang klaim maritim yang berlebihan di seluruh dunia terlepas dari identitas penggugat."

Baca Juga: Muak dengan Isu Virus Corona Bocor dari Laboratorium di Wuhan, Ilmuwan Ini Mendadak Buka Mulut dan Siap Bongkar Asal Usul Virus Corona, 'Silahkan Melihatnya Sendiri'