Find Us On Social Media :

Perbandingan Kekuatan Militer China dan Taiwan, Militer Taipei Masih Jauh di Bawah Beijing, Belum Apa-apa Ini Kerugian yang Dideritanya Selama Ketegangan Meningkat

By Khaerunisa, Kamis, 24 Desember 2020 | 13:30 WIB

Militer Taiwan. Ilustrasi perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan

Intisari-Online.com - Melihat perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan di atas kertas, sudah terlihat militer China jauh di atas Taiwan.

China merupakan salah satu pemilik militer terkuat di dunia, ia menempati peringkat kekuatan militer ke-3, hanya di bawah AS dan Rusia, menurut Global Firepower 2020.

Lalu di peringkat berapa Taiwan? negara yang terus mengklaim kedaulatannya ini berada di peringkat ke-26 dari 138 negara dalam daftar tersebut.

Di atas kertas, jelas militer Taiwan masih jauh di bawah China.

Baca Juga: Sederet Militer Paling Kuat di Asia, Indonesia dan Bekas Penjajahnya Ada dalam Daftar Ini!

Anggaran pertahanan militernya pun sangat jomplang, dengan China tercatat memiliki anggaran sebesar $ 237 miliar, sedangkan Taiwan hanya $ 10,7 miliar.

Jumlah personel militernya jangan ditanya, bukan rahasia lagi jika China punya banyak tentara.

China dikenal sebagai negara dengan personel militer terbesar, belum lagi populasinya juga yang terbesar.

Total personel militer negeri Tirai Bambu sebanyak 2.693.000, terdiri dari 2.183.000 personel aktif dan 510 personel cadangan. Bagaimana dengan Taiwan?

Baca Juga: Korea Utara Bakal Jadi Masalah Besar, Amerika Terpaksa Pepet China untuk Menakhlukannya, Tapi...

Taiwan memiliki total personel militer sebanyak 1.822.000, terdiri dari 165.000 personel aktif dan 1.657.000 personel cadangan.

Dilihat dari masing-masing sektor pertahanan, militer China juga menunjukkan dominasinya atas Taiwan.

Di sektor darat, China memimpin dengan 3.500 tank tempur, 33.000 kendaraan lapis baja, 3.800 artileri self- propelled, 3.600 artileri lapangan, dan 2.650 proyektor roket.

Sementara Taiwan memiliki 1.180 tank tempur, 2.000 kendaraan lapis baja,482 artileri self-propelled, 1.160 artileri lapangan, dan 115 proyektor roket.

Baca Juga: Terungkap 7 Foto Menakjubkan, Aneh, dan Mengerikan dalam Sejarah, Termasuk 'Ikan Setan' Raksasa Selebar Meter!

Untuk kekuatan laut, militer China dibekali 777 armada. Diantaranya 7 kapal induk, 74 kapal selam, 36 kapal perusak, 52 fregat, 50 korvet, 220 kapal patroli, dan 29 mine warfare.

Dibanding militer Taiwan yang hanya memiliki 117 armada, di antaranya 4 kapal selam, 4 kapal perusak, 22 fregat, 1 korvet, 39 kapal patroli, dan 10mine warfare.

Begitu pula di sektor udara, China lebih unggul dibanding Taiwan.

Total pesawat China yaitu 3.210 unit, diantaranya 1.232 pesawat tempur, 371 pesawat serangan khusus, 224 angkutan, 111 pesawat misi khusus, 911 helikopter, 281 helikopter serang, dan 314 pesawat latihan.

Baca Juga: Dijuluki Serdadu yang 'Tak Bisa Dibunuh', Inilah Adrian Carton de Wiart, Tetap Terjun ke Berbagai Perang Meski Kehilangan Mata, Telinga, Hingga Tangan

Sedangkan total pesawat Taiwan hanya kurang dari seperempat milik China, yaitu sebanyak 744 unit.

Rinciannya yaitu 289 pesawat tempur, 19 angkutan, 19 pesawat misi khusus, 210 helikopter, 91 helikopter serang, 207 pesawat latihan, dan bahkan tidak memiliki pesawat serangan khusus.

Jika perang langsung terjadi antara China dan Taiwan, mungkin AS tidak akan tinggal diam, di mana keterlibatan negara tersebut merupakan salah satu kekuatan Taiwan.

Namun belum apa-apa, saat ini Taiwan telah menderita banyak kerugian di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

Baca Juga: Kejamnya Setengah Mati Bahkan Tak Takut dengan Hukum Negara, Inilah Cara Mengerikan Geng Narkoba Meksiko Pamerkan Mayat Musuh di Depan Publik, 'Mayat Digantung di Jembatan'

Melansir scmp.com (20/12/2020), Militer Taiwan menderita kerugian besar baik dalam personel maupun moral pada tahun 2020, dengan beberapa pengamat mengaitkannya dengan tekanan dari China daratan.

Sebanyak 15 orang tewas dalam lima kecelakaan selama latihan rutin -angka tertinggi sejak Tsai Ing-wen terpilih sebagai presiden pada tahun 2016.

Di antara mereka ada kepala staf umum Taiwan Shen Yi-ming, yang merupakan salah satu dari delapan orang yang meninggal saat a Helikopter Black Hawk jatuh di awal Januari.

Pada tahun-tahun sebelumnya, militer Taiwan hanya mengalami sedikit insiden, seperti peluncuran rudal gagal pada Juli 2016 dan tabrakan antara militer dan kapal sipil pada Maret 2017.

Baca Juga: Jangan Langsung ke Dokter, Cobalah Obat Biduran Alami di Bawah Ini

Kehilangan personel Taiwan yang lebih besar tahun ini bertepatan dengan peningkatan aktivitas militernya, yang dipicu oleh operasi pelenturan otot dari daratan Tiongkok yang telah mengirim pesawat tempur hampir setiap hari ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sejak akhir September dan telah melakukan latihan yang tak terhitung jumlahnya di atau dekat Selat Taiwan.

Andrew Yang, mantan menteri pertahanan Taiwan, mengatakan latihan militer daratan terkait Taiwan mungkin telah menyebabkan kerugian yang dapat dicegah ini.

“Kami perlu meningkatkan aktivitas kami untuk melawan tekanan dari daratan dan semua ini adalah operasi tambahan. Terlebih lagi, semua pelatihan dan latihan memiliki risiko. Ini akan menyebabkan lebih banyak korban, ”kata Yang.

Menurut kementerian pertahanan Taiwan, pesawat militer China - seperti pembom Xian H-6, pesawat tempur J-16 dan pesawat angkut Shaanxi Y-8 - telah memasuki ADIZ Taiwan selama 63 hari.

Baca Juga: Sikap China Makin Meresahkan di Laut China Selatan, Mendadak Kirim Puluhan Kapal Perangnya Gara-gara Hal Sepele Ini, 'Pantas China Langsung Ngamuk'

Dan pada 19 September, Tiongkok menerbangkan 21 pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan untuk mengintimidasi, menurut kementerian pertahanan Taiwan, satu "patroli" terkuat yang telah dibuat China.

Sebuah majalah militer China daratan merilis video yang menguraikan potensi serangan China daratan terhadap sistem pertahanan Taiwan pada bulan Mei.

Operasi militer China telah membebani militer kecil pulau itu yang berkekuatan 290.000 orang, baik di udara maupun di laut.

"Angkatan udara pulau itu membuat 20 persen lebih banyak jam terbang dan serangan mendadak dibandingkan tahun lalu untuk menghadapi provokasi dari pesawat-pesawat tempur China," kata menteri pertahanan Taiwan Yen Te-fa pada September ketika mengunjungi sebuah pangkalan udara di Taichung.

Baca Juga: Berambisi Bikin Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel, Amerika Iming-imingi Hal Menggiurkan Ini pada Indonesia, Bukan Jet Tempur F-35

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari