Penulis
Intisari-online.com -Kebencian Amerika Serikat kepada dua negara adidaya lain, Rusia dan China, sepertinya makin tidak terbendung.
AS kecewa dengan dua negara yang mereka anggap bukan cerminan pemimpin dunia yang bertanggung jawab.
Itu mungkin jadi salah satu penyebab AS mulai petakan rencana untuk membidik segala aktivitas China di Laut China Selatan.
Dikutip dari South China Morning Post, militer AS memperingatkan mereka akan lebih asertif terhadap Beijing.
Pentagon mengakui China adalah satu-satunya musuh yang hadir menantang AS dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Dalam dokumen untuk Angkatan Laut, Marinir dan Coast Guard AS 2021, Pentagon mengatakan China sedang menggunakan pendekatan ekspansionis di Laut China Selatan.
Pentagon menjelaskan China sedang mengamankan hegemoni regional melalui program seperti Belt and Road Initiative.
Rusia juga masih menjadi ancaman AS juga, tapi "hanya China satu-satunya musuh dengan kominasi potensi ekonomi dan militer yang menghadirkan tantangan komprehensif di waktu panjang untuk AS.
"Operasi tugas angkatan laut dan pasukannya akan fokus menghadapi perilaku nakal militer China yang melanggar aturan internasional dan menjaga kestabilan regional di wilayah Indo-Pasifik," tulis laporan tersebut.
Ditambahkan juga jika optimisme apapun mengenai China dan Rusia menjadi pemimpin yang bertanggung jawab telah dihapus oleh AS, dan kini keduanya benar-benar dianggap musuh, terutama China.
"Kita perlu beroperasi lebih asertif untuk memenangkan kompetisi harian karena kita memegang janji perintah berdasarkan aturan dan mencegah penentang kita dari mengejar agresi militer," tulis laporan itu.
"Jika permusuhan kita menjadi konflik, kita harus mengontrol laut untuk menampik klaim mereka, mengalahkan pasukan mereka, dan lindungi tanah air serta membantu sekutu kita."
Dokumen tersebut terbit di tengah kekhawatiran mengenai potensi perang panas di wilayah yang bersangkutan.
Insiden terakhir antara angkatan laut China dan AS terjadi di akhir Agustus, saat Beijing mengatakan mereka membimbing kapal perang AS keluar dari kepulauan Paracel.
China mengklaim hampir semua pulau-pulau di Laut China Selatan, tindakan yang ditentang oleh Vietnam, Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam.
Untuk melawan China, AS mengirim kapal-kapal ke wilayah itu lebih sering dari sebelumnya.
Tujuannya untuk melaksanakan operasi "kebebasan navigasi".
Dokumen militer AS mengatakan China telah mengirimkan berlapis-lapis armada, termasuk angkatan laut PLA, pasukan coast guard dan milisi maritim.
Tujuannya untuk menantang kedaulatan negara lain dan memaksakan klaim mereka.
China juga diketahui saat ini mengembangkan rudal terbesar di dunia, dilengkapi dengan kemampuan nuklir.
Tujuannya untuk menyerang pangkalan militer AS dan sekutunya di Guam dan di Timur Jauh.
Dijelaskan juga Angkatan Laut AS akan lebih tampak di Pasifik, yang dijabarkan akan bekerja mendeteksi dan mendokumentasi aksi pelanggaran hukum, pencurian sumber daya dan menantang kedaulatan negara lain yang dilakukan musuh AS.
"Rudal jelajah dan senjata hipersonik kami akan menyediakan kemampuan serangan global kepada mereka yang jauh itu."
"Kapal AS juga menerima perhitungan risiko taktis dan mengadopsi postur yang lebih asertif dalam operasi harian itu," tulisnya.
Terakhir, AS akan meningkatkan persekutuan dan kemitraan untuk saling membantu melawan China.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini