Penulis
Intisari-Online.com - Perseteruan antara China dan Taiwan masih terus berlanjut.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, tetapi para pemimpin Taiwan berpendapat mereka memiliki kedaulatan.
Untuk mempertahankan kedaulatan mereka, Taiwan pun berupaya keras untuk meningkatkan keuatan militernya mengingat yang mereka hadapi adalah China, negara dengan kekuatan militer besar dunia.
Baru-baru ini, Taiwan meluncurkan kapal perang bersenjata baru yang dijuluki 'Aircraft Carrier Killer' (pembunuh kapal induk).
Korvet produksi dalam negeri terbaru Taiwan diluncurkan di galangan kapal Lungteh di Taiwan timur sehari sebelumnya.
Upacara peluncurkan dihadiri oleh Presiden Tsai Ing-wen, yang menamai prototipe itu "Ta Chiang."
Korvet bersenjata berat akan dilengkapi dengan berbagai rudal dan persenjataan anti-permukaan.
Armada tersebut mampu melakukan taktik tabrak lari yang efektif melawan Angkatan Laut PLA.
Peluncuran yang juga menampilkan kapal-kapal buatan dalam negerinya sendiri itu dilakukan pada Selasa (15/12/2020).
Armada itu disebut sebagai kunci pertahanan diri negara itu untuk melawan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Meski Taiwan begitu bangga dengan armada barunya dan optimis dapat menghalau militer China jika berani menyerang, tidak demikian dengan China.
Melansir Newsweek, Kamis (17/12/2020), media milik pemerintah China rupanya berusaha meremehkan korvet "pembunuh kapal induk" Taiwan yang baru diluncurkan tersebut.
Media China mengatakan kapal perang milik Taiwan itu bisa ditenggelamkan henya dengan satu helikopter serang milik China.
Dalam editorial yang diterbitkan pada hari Rabu, surat kabar Partai Komunis China Global Times mengatakan armada baru korvet rudal kelas Tuo Chiang akan menjadi target potensial untuk helikopter Z-9 milik PLA.
Komentator militer China Song Zhongping mengatakan kepada Global Times bahwa kapal perang kelas Tuo Chiang Taiwan akan macet oleh rudal dan pelengkap torpedonya.
"Itu adalah kapal kecil dengan daya tembak yang kuat, tetapi taktik yang direncanakan untuk melawan PLA tidak akan berhasil," kata Song.
Kapal serang cepat, yang oleh media Taiwan dijuluki "pembunuh kapal induk" negara itu, tidak akan mencapai kapal perang China jika terjadi konflik militer di Selat Taiwan, katanya.
"PLA mungkin tidak menggunakan kapal perang untuk melawan korvet pulau itu, tetapi menggunakan pesawat untuk menghancurkannya," kata Song.
Laporan tabloid partai tersebut mengatakan salah satu helikopter Z-9 China akan membawa cukup amunisi untuk menenggelamkan korvet Taiwan.
"Ini membuat korvet kelas Tuo Chiang menjadi kandidat target untuk Z-9," kata artikel itu.
Helikopter Z-9 PLA telah mengambil bagian dalam latihan militer tembakan langsung di Laut China Selatan sejak November.
Mereka diluncurkan dari dermaga helikopter pendaratan Type 075 China, salah satunya berada di wilayah tersebut, sementara yang kedua ditugaskan ke Laut China Timur awal tahun ini.
Kapal itu membawa hingga 30 helikopter serang.
Sementara itu, Angkatan Laut Taiwan akan menerima pengiriman pertama korvet rudal kelas Tuo Chiang yang dilengkapi rajutan penuh pada Juli tahun depan.
Baca Juga: Warna Pakaian Bisa Mengubah Cara Orang Lain Bersikap, Ini Sebabnya
Taiwan berharap memiliki enam armada pada 2023, dengan lima lagi akan dikirim pada 2025, katanya dalam sebuah pernyataan Rabu.
Angkatan laut pada awalnya meminta tiga korvet untuk dibangun pada tahun 2025, tetapi pesanannya meningkat karena "meningkatnya ancaman oleh musuh," kata pernyataan itu.
Bulan lalu, Presiden Tsai mengumumkan program kapal selam pribumi pertama Taiwan , yang akan mengirimkan yang pertama dari delapan kapal selam pada tahun 2025.
Kapal selam dan korvet "Buatan Taiwan", bersama dengan peluncur rudal anti-kapal berbasis darat yang ada di negara itu, diharapkan menjadi kunci dalam mencegah suksesnya pengambilalihan China atas pulau demokrasi tersebut, kata para analis.