Menurut buku Weapon, a Visual History of Arms and Armours, pada 1930-an terjadi banyak pertempuran antar geng di Shanghai.
Hal itu membuat Fairbairn berpikir bahwa anggotanya harus dibekali dengan sebuah senjata beladiri jarak dekat.
Bersama partnernya di kepolisian Shanghai, Eric Anthny Sykes, mereka pun membuat pisau berbilah dua dengan penampang yang tidak terlalu lebar namun panjang.
Panjang pegangannya mencapai 10 cm, sedang panjang bilah pisaunya mencapai 18 cm.
Pisau Fairbairn & Sykes bukan dibuat untuk mengiris, melainkan menusuk.
Bilah pisau didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia.
Jadi, saat digunakan untuk melawan musuh, pisau itu bisa langsung menusuk jantungnya.
Tak cukup membuat pisau saja, Fairairn & Sykes pun menciptakan sebuah teknik bela diri dengan pisau tersebut.