Find Us On Social Media :

Maroko Normalisasi Hubungan dengan Israel, Begini Tanggapan Dunia Terhadap Keputusan Tersebut

By Tatik Ariyani, Sabtu, 12 Desember 2020 | 07:00 WIB

Perdana Menteri Maroko Saad Dine El Otmani

Bassam al-Salhi, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengutuk kesepakatan itu.

"Setiap orang Arab mundur dari [2002] Prakarsa Perdamaian Arab, yang menetapkan bahwa normalisasi datang hanya setelah Israel mengakhiri pendudukannya atas tanah Palestina dan Arab, tidak dapat diterima dan meningkatkan permusuhan Israel dan penolakannya terhadap hak-hak rakyat Palestina," kata al-Salhi.

Di Gaza, juru bicara Hamas Hazem Qassem berkata: “Ini adalah dosa dan tidak melayani rakyat Palestina. Pendudukan Israel menggunakan setiap normalisasi baru untuk meningkatkan agresinya terhadap rakyat Palestina dan meningkatkan perluasan pemukimannya. "

Front Polisario

Polisario, yang terdiri dari orang-orang Sahrawi setempat dan berperang untuk kemerdekaan dari tahun 1975 hingga 1991, mengutuk "dengan istilah terkuat" upaya Trump untuk memberikan kepada Maroko "apa yang bukan miliknya".

"Keputusan Trump tidak mengubah sifat hukum masalah Sahara karena komunitas internasional tidak mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat," bunyi pernyataan itu.

Polisario, yang mengupayakan referendum tentang penentuan nasib sendiri, mendapat dukungan dari negara tetangga Aljazair, yang juga menyambut ribuan pengungsi Sahrawi.

Maroko menguasai 80 persen tanah yang disengketakan, termasuk deposit fosfat dan perairan penangkapan ikan.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste sebelum Diinvasi Indonesia, Negara-negara Ini yang Berebut Kekuasaan di Bumi Lorosae