Penulis
Intisari-Online.com - Pertumpahan darat terjadi di Timor Leste ketika peristiwa invasi Indonesia terjadi.
Invasi oleh Indonesia tahun 1975 itulah yang akhirnya menjadikan Timor Leste menjadi bagian dari wilayah Indonesia kurang lebih selama 24 tahun.
Namun jauh sebelum itu, Bumi Lorosae pernah menjadi medan perang, di mana puluhan ribu rakyatnya gugur.
Itu adalah pertempuran antara Australia dengan Jepang selama Perang Dunia II.
Mengutip The Conversation, di masa itu, Jepang dan Australia masing-masing menghancurkan desa-desa, juga menghancurkan tanaman dan simpanan makanan penduduk asli Timor, sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan strategis dalam Pertempuran Timor.
Sementara orang Timor juga berdagang dengan tentara Australia, yang membayar makanan mereka dengan koin yang kebanyakan dihargai karena 'nilai ornamen'.
Ada pula cerita tentang 'penduduk asli' yang muncul tanpa diminta dari hutan membawa pisang, makan dengan pendeta Portugis setempat dan 'gadis-gadis' Timor yang hanya berpakaian rok rumput membawa air untuk tentara.
Meski orang Timor juga terkadang enggan menjual makanannya, yang diartikan sebagai tidak ramah dalam salah satu sejarah.
Berkat bantuan rakyat Timor Leste, dalam peperangan itu tentara Australia yang jumlahnya tidak lebih dari 700 berhasil menahan ribuan orang Jepang di Timor.
Tak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan itu juga karena mereka mendapat dukungan dari masyarakat setempat.
Orang Timor Leste bisa saja menyerahkan orang Australia kepada musuh, tetapi mereka tidak melakukannya.
Timor Leste pun harus membayarnya dengan kehilangan antara 40.000 dan 60.000 orang, sebagai akibat pembalasan Jepang atas 'persahabatan' Timor Leste itu dengan Australia.
Sayangnya, Australia yang ketakutan, melindungi diri sendiri, dan tidak sadar berkontribusi pada kematian puluhan ribu warga sipil itu.
Selebaran dibagikan di seluruh Timor yang menyatakan 'Teman-temanmu jangan melupakanmu.' Namun episode sejarah yang luar biasa ini hanya mendapat sedikit perhatian di Australia.
Pengorbanan rakyat Timor Leste itu tak terbalas berpuluh-puluh tahun kemudian.
Mengutip eurekastreet.com, Pembantaian, kelaparan, penyiksaan, pemerkosaan dan pembunuhan adalah bagian dari 24 tahun pencaplokan Indonesia.
Namun kematian sebagian besar penduduk Timor tidak mendapat banyak protes dari Australia selama seperempat abad.
Dikatakan bahwa laporan intelijen dirahasiakan dan pernyataan para saksi diabaikan ketika pemerintah Australia dengan gigih mengejar perdamaian di Indonesia.
Perang Dunia II sendiri berakhir pada pertengahan tahun 1945.
Kemenangan didapat oleh pihak Sekutu. Sementara Jerman, Jepang dan Italia sebagai pihak yang kalah, harus menerima seluruh kesepakatan yang diatur dalam perjanjian perdamaian.
Baca Juga: Inilah Militer-militer Paling Miskin di Dunia, Termasuk Milik Negara Bekas Jajahan Prancis Ini!
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari